Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Alasan Memilih Ahok atau Anies di Pilkada DKI Menurut Survei SMRC

Kompas.com - 12/04/2017, 18:58 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis survei sejumlah alasan pemilih memilih calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta.

Survei dilakukan dari tanggal 31 Maret - 5 April 2017. Peneliti senior SMRC, Deni Irfani, mengatakan ada tiga alasan teratas memilih Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat.

Alasan pertama, 41 persen responden memilih Ahok-Djarot karena sudah ada bukti dan hasil kinerja. Kemudian 22,3 persen memilih karena berpengalaman di pemerintahan.

Terakhir, 12,7 persen memilih karena jujur dan bersih. Sisanya memilih karena alasan tegas, perhatian pada rakyat dan lain-lain.

"Ini (sudah ada bukti dan kinerja) bisa berkaitan posisi Ahok-Djarot sebagai incumbent (petahana)," kata Deni di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/4/2017).

Sementara itu, ada 32,4 responden pemilih Anies Baswedan-Sandiaga Uno karena kesamaan agama. Kemudian 11,5 responden karena alasan orang pintar dan berpendidikan.

Baca: SMRC: Elektabilitas Ahok-Djarot 46,9 Persen, Anies-Sandi 47,9 Persen

Ketiga, 11 persen memilih karena berpengalaman dalam pendidikan. Sisanya pemilih Anies-Sandiaga karena alasan ramah, perhatian pada rakyat dan lain-lain.

"Pengalaman di pemerintahan mungkin karena posisi Anies sebagai mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan," kata Deni.

Survei dilakukan dari tanggal 31 Maret - 5 April 2017 dengan 446 responden. Metode penelitian menggunakan stratified sistematic random sampling dengan margin of error 4,7 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei ini dilakukan dengan dana pribadi.

Kompas TV SMRC RIlis Elektabilitas Paslon Pemimpin DKI Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com