JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyebutkan kemenangannya pada Pilkada DKI Jakarta mengejutkan banyak pihak seperti serangan umum 1 Maret 1949 yang dilakukan pejuang Republik Indonesia terhadap Belanda di Yogyakarta.
Anies mengatakan, seperti serangan 1 Maret yang dilakukan secara gerilya, kemenangan Anies-Sandiaga Uno juga terjadi secara tak terduga dan mengejutkan.
"Sumber daya kemarin beda sekali. Begitu harinya (Pilkada DKI 19 April), muncul seperti perang gerilya Jenderal Sudirman 1 Maret. 19 April seperti tidak terlihat," ucap Anies, dalam acara tasyakuran PAN di Jalan Senopati, Jakarta Selatan, Rabu (3/5/2017).
Anies mengatakan, kemenangan itu salah satunya didapatkan dengan bantuan relawan pendukung Anies-Sandiaga yang berada di seluruh wilayah di Jakarta, khususnya yang berada di pinggiran kota.
Anies menilai, sejumlah hasil survei yang sebelumnya tidak mengunggulkanya, tidak mempertimbangkan aspek relawan yang bekerja hingga ke pelosok wilayah di Jakarta.
"Perjuangan-perjuangan yang tak terlihat di kampung-kampung oleh relawan, maka itu tidak kelihatan dalam survei," ujar Anies.
(baca: Anies Berharap Penggusuran Pasar Ikan Pertimbangkan Masa Transisi)
Anies mengatakan, dia sempat khawatir terhadap hasil survei di beberapa wilayah yang pada Pilkada DKI putaran pertama tidak mengunggulkannya.
Namun, berkat kerja keras relawan, Anies-Sandiaga unggul dari pesaingnya cagub-cawagub petahana DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.
"Di (Jakarta) Utara kami sangat pesimis. Tapi Alhamdulillah mereka membalikkan. Utara, Timur, semua wilayah kami menang. Ini keberhasilan kolosal," ujar Anies.
Berdasarkan hasil rekapitulasi suara Pilkada DKI Jakarta 2017 yang dilakukan KPU DKI Jakarta, perolehan suara Anies-Sandiaga unggul dari pasangan Ahok-Djarot. Penetapan gubernur-wakil gubernur terpilih akan disampaikan pada 5 Mei 2017.