Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Djarot yang Tak Kuasa Menahan Air Matanya...

Kompas.com - 10/05/2017, 13:52 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyampaikan pesan Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk para pendukungnya dan ikut menyanyikan lagu-lagu nasional bersama di Balai Kota DKI, Rabu (10/5/2017) pagi.

Saat itu, mata Djarot mulai berkaca-kaca hingga tak kuasa menahan air matanya. Seusai bernyanyi bersama di Balai Kota, Djarot pun menceritakan suasana haru pagi hari tadi.

"Bukan, saya bukan sedih ya, tapi terharu, ini kan sebetulnya tadi itu hari pertama saya masuk sebagai Plt ya, kemudian disambut dengan semangat nasionalisme," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu.

Baca: Mata Djarot Berkaca-kaca Saat Sampaikan Pesan Ahok kepada Pendukungnya

Djarot merasa warga menyambut dengan mengirimkan pesan untuk memperkuat nasionalisme, kembali ke jiwa Pancasila, dan bangga menjadi warga Indonesia, kepadanya dan masyarakat Indonesia. Dia pun meresapi pesan-pesan tersebut.

"Pesan-pesan seperti itu yang membuat saya sangat terharu ya, terharu betul," kata dia.

Djarot berharap proses hukum yang tengah dijalani Ahok semakin menguatkan dia dan semua pendukung mereka.

KOMPAS.com/JESSI CARINA Plt Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menangis di hadapan para pendukungnya di Balai Kota DKI, Rabu (10/5/2017).
Djarot juga berharap proses hukum itu menjadi awal perjuangan mereka untuk kembali meresapi jiwa Pancasila, mencintai Indonesia, dan mensyukuri karunia Tuhan YME akan kekayaan Indonesia.

Djarot berkaca-kaca ketika menceritakan pesan Ahok. Djarot pun tak kuasa menahan air mata. Dia menangis ketika berbicara di hadapan para warga.

Baca: Pak Djarot Jangan Menangis, Lanjutkan Perjuangan...

Djarot juga sesekali mengelap air matanya dengan tisu. Dia berpesan kepada warga untuk tidak berbuat hal anarkis. Djarot juga melarang para pendukungnya itu berbuat hal yang merugikan orang lain.

"Saya sangat terharu karena bayangan saya cuma ada 500 ya, paling banyak 1.000 orang. Tapi ini mungkin lebih banyak. Saya terimakasih kepada musisi yang menyampaikan ini dengan lagu. Marilah dukungan ini kita sampaikan secara baik dan simpatik," ujar Djarot.

Pagi itu, lagu pertama yang mereka nyanyikan adalah lagu kebangsaan Indonesia Raya. Setelah itu, mereka menyanyikan lagu Rayuan Pulau Kelapa dan Mars Pancasila.

Kompas TV Simpatisan Ahok Pasang Lilin di Depan Rutan Cipinang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com