Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Depok Sayangkan Penyegelan Masjid Ahmadiyah Disebut Persekusi

Kompas.com - 07/06/2017, 06:43 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com -
Pemerintah Kota Depok menyayangkan adanya tudingan yang diarahkan kepada mereka pasca-penyegelan kembali masjid dan pusat kegiatan Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Jalan Muchtar Raya, Sawangan, Depok, pada Minggu (4/6/2017).

Kepala Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Depok Dadang Wihana mengatakan ada pihak yang menilai Pemkot Depok melakukan persekusi bahkan melanggar HAM karena kembali menyegel masjid dan pusat kegiatan Ahmadiyah tersebut.

"Sekarang kan tuduhannya ini tindakan persekusi. Itu jauh sekali. Kemudian pelanggaran HAM, ini jauh sekali," kata Dadang, kepada Kompas.com, Selasa (6/6/2017).

(baca: Pemkot Depok Sarankan Jemaah Ahmadiyah Beribadah di Masjid Umum)

Dadang menilai pandangan yang kontra terhadap kebijakan Pemkot Depok terkait penyegelan masjid dan pusat kegiatan Ahmadiyah itu hanya melihat permasalahan dari sisi jemaah Ahmadiyah tanpa pernah ingin tahu aspirasi dari warga sekitar.

"Pandangan-pandangan yang masuk kepada kami seakan-akan JAI-nya yang kami tekan. Justru pemerintah daerah dihadapkan situasi yang sulit untuk mengambil kebijakan," ujar Dadang.

(baca: Ahmadiyah Pertanyakan Alasan Pemkot Depok Larang Kegiatan di Rumah Jemaah)

Dadang menyatakan penyegelan yang dilakukan Pemkot Depok terhadap masjid dan pusat kegiatan Ahmadiyah pada Minggu (4/6/2017), justru dilakukan dalam rangka menjaga agar situasi tetap kondusif dan melindungi keamanan warga Ahmadiyah.

"Jangan sampai terjadi keterlanjuran. Pemerintah daerah harus melakukan sesuatu meskipun pahit. Jadi apa yang dilakukan pemerintah daerah semata-mata untuk menjaga ketenteraman dan ketertiban serta untuk menjaga jemaah JAI itu sendiri," kata Dadang.

Kompas TV Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan, jemaah Ahmadiyah memang dilarang menyebarluaskan ajarannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com