Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petugas Transjakarta Demo Menuntut Jadi Karyawan Tetap

Kompas.com - 12/06/2017, 13:06 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Kepala Staf Operasional Swakelola PT Transjakarta, Budi Marcelo, menyebutkan bahwa demo petugas Transjakarta, Senin (12/6/2017), disebabkan tidak adanya kejelasan status kerja untuk petugas Transjakarta tersebut.

Para petugas di berbagai bagian PT Transjakarta mengaku sudah lelah tidak mendapat kepastian diangkat menjadi karyawan tetap dan terus menerus berstatus sebagai karyawan dengan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT).

"Kami sebenarnya bukan mau menyusahkan penumpang, tapi (aksi) ini kami lakukan untuk meminta kepastian dari manajemen karena banyak dari kami karyawan kontrak terus tanpa kepastian kapan diangkat (karyawan tetap)," kata Budi, kepada Kompas.com, Senin siang.

(baca: Dampak Demo, Bus Transjakarta Melaju Tanpa Petugas "Onboard")

Menurut Budi, para pekerja sudah lama memendam kekecewaan terhadap manajemen Transjakarta. Sempat ada wacana sebanyak empat kali untuk pengangkatan karyawan PKWT menjadi karyawan tetap, namun tidak pernah ada kelanjutan dari pihak manajemen.

Selain itu, kata Budi, ada juga isu yang berembus di internal pekerja PT Transjakarta bahwa mereka akan diliburkan selama sebulan lalu tidak dilanjutkan kontraknya alias diputus hubungan kerja.

Isu ini santer terdengar dan meresahkan para pekerja karena banyak dari mereka yang kontrak kerjanya habis pada 30 Juni 2017.

"Banyak PKWT yang dikontrak dari 1 Juni 2016 sampai 30 Juni 2017. Ditambah ada isu itu, teman-teman makin was-was. Kami cuma mau kepastian dari manajemen," tutur Budi.

(baca: Koridor Transjakarta Ditutup, Netizen Tumpahkan Keluh Kesah di Twitter)

Menurut Budi, pekerja hanya menuntut kepastian status selama bekerja di PT Transjakarta. Budi juga menilai, tidak adil karyawan yang sudah kerja bertahun-tahun namun status mereka tidak jelas dan terancam diputus hubungan kerja sewaktu-waktu.

Budi turut mengungkapkan, pihaknya hendak mengupayakan ada kesepakatan dengan manajemen agar dapat segera kembali melayani penumpang di semua koridor Transjakarta.

Rencana awal, kata Budi, para pekerja berencana mogok mulai Senin pukul 10.00 WIB hingga Rabu (14/6/2017) pukul 10.00 WIB sambil menunggu keputusan dari pihak manajemen Transjakarta terhadap tuntutan pekerja.

Kompas TV Jalan Layang Ciledug-Tendean Beroperasi Mulai Juni 2017
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com