Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlu Cara Persuasi untuk Menertibkan Gelandangan dengan Penyakit Jiwa

Kompas.com - 14/06/2017, 19:04 WIB
Lila Wisna Putri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penertiban penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) atau gelandangan khususnya orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) di daerah Jakarta Selatan dilakukan oleh Suku Dinas Sosial pada tiap harinya.

Sutikno Rino, komandan regu tim pelayanan pengawasan dan pengendalian sosial (P3S) sudin sosial Jakarta Selatan, mengatakan bahwa dalam melakukan penertiban ODMK diperlukan usaha ekstra oleh petugas.

Dibagi berdasarkan tingkat kesadaran diri dari ODMK, Sutikno beserta tim melakukan berbagai tindakan persuasif dalam menertibkan ODMK.

"Berbeda dengan penertiban pengemis ataupun pengamen, ODMK ini harus dirayu dulu karena kan mereka kondisi kesadarannya juga enggak ada," ujar Sutikno saat ditemui Kompas.com, Rabu (14/6/2017).

Sutikno beserta tim membagi dua tipe ODMK sekaligus cara penanganannya di lapangan. Tipe pertama adalah ODMK dengan tingkat hilang kesadaran sebanyak 50% hingga 100%. Pertanyaan yang diajukan pada ODMK tahap 1 biasanya sudah tidak direspons dengan benar.

Tipe kedua adalah ODMK yang tingkat hilang kesadarannya masih tahap 50% ke bawah. Orang yang baru saja mengalami depresi berat hingga mengganggu kejiwaannya dimasukkan ke kategori ini.

"Kalo tingkat kesadaran sudah hilang 100% ya gampang, dia enggak merespon sama sekali, diam saja dan tinggal diangkut. Justru yang bahaya yang baru-baru stres," ujar Sutikno.

Mayoritas ODMK yang berkeliaran di Jakarta disebabkan oleh gangguan stres dan dampak pemakaian narkoba.

"Kalau enggak karena stres depresi masalah hidupnya, biasanya karena dia (ODMK) mengalami sakau dan bikin keributan. Ga bisa penuhi kebutuhan narkobanya," ujar Eri Budi, petugas pos pemantauan P3S daerah lampu merah Fatmawati.

Baca: Pengemis Pura-pura Lumpuh dan Berdalih untuk Biaya Pengobatan Anaknya

Penertiban ODMK berbeda dengan penertiban pengamen ataupun pengemis. Saat ditertibkan, ODMK akan melakukan perlawanan namun tidak melarikan diri. Perlawanan yang dilakukan pun bisa segera diatasi dengan melakukan pendekatan emosional dan persuasif.

"Ya diajak ngobrol biasanya sama petugas perempuan, nanti dia senyum dan cengengesan sendiri. Kasih saja rokok. Nah, gampang itu udah bawanya," ujar Eri.

Petugas P3S berjaga di 12 titik pos dan melakukan patroli setiap harinya untuk terus menjaring PMKS yang berkeliaran di ruas jalan ibu kota.

Baca: Dalam Sebulan, Pengemis di Daerah Ini Kantongi Rp 8 Juta

Kompas TV Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat menjaring satu orang pengemis yang menggunakan modus berpura-pura lumpuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com