DEPOK, KOMPAS.com - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai tarif parkir di stasiun yang berlaku saat ini terlampau mahal.
Pada Kamis (15/6/2017), Kompas.com menemui sejumlah penumpang KRL commuter line yang selama ini menjadi pengguna jasa parkir di Stasiun Pondok Cina, Depok.
Apa tanggapan mereka mengenai pendapat MTI? Salah seorang pengguna motor, Reynaldi mengaku tak keberatan dengan tarif parkir yang berlaku saat ini.
Sebab setiap harinya ia memarkirkan kendaraannya itu dalam jangka waktu yang lama, yakni dari 08.00-22.00 atau 23.00.
Saat ini, tarif parkir motor di stasiun kereta Rp 2.000 untuk satu jam pertama, ditambah Rp 1.000 untuk satu jam berikutnya, kemudian setelah tiga jam, tarifnya menjadi Rp 8.000 untuk seharian. Reynaldi menilai tarif tersebut masih terjangkau.
"Kalau nginap juga segitu, flat," ujar dia.
Baca: Masak Tarif Parkir di Stasiun Lebih Mahal dari Ongkos Naik Kereta?
Hal yang sama juga dilontarkan pengguna motor lainnya, Ricky. Seperti Reynaldi, ia juga mengaku tak keberatan dengan tarif saat ini karena setiap harinya memarkirkan kendaraannya dalam waktu yang lama.
"Biasa saya dari jam 10.00 sampai jam 10 (22.00) lho," kata Ricky.
Pendapat berbeda dilontarkan pengguna mobil, Cahyo. Ia menilai tarif parkir mobil di stasiun yang berlaku saat ini terlampau mahal.
Cahyo berharap agar tarif parkir mobil bisa diturunkan dari yang ada saat ini. Saat ini, tarif parkir motor di stasiun kereta Rp 5.000 untuk satu jam pertama, ditambah Rp 3.000 untuk satu jam berikutnya, kemudian setelah tiga jam, tarifnya menjadi Rp 17.000 untuk seharian.
"Kalau bisa diturunkan lagi agar tidak terlalu tinggi," kata Cahyo.
Presidium MTI Muslich Zainal Asikin sebelumnya mengatakan, tarif parkir motor yang kini diberlakukan di stasiun belum cukup memicu orang untuk berpindah dari naik motor ke KRL commuter line.
Sebab selain lebih mahal dari biaya naik KRL, biaya parkir motor juga tidak lebih murah dengan ongkos bahan bakar dari motor itu sendiri.
"Pas dia mau parkir, ternyata mahal. Jadi mending dipakai aja motornya sampai ke kota," kata Muslich dalam acara diskusi bertema "kemacetan sehubungan dengan konstruksi infrastruktur transportasi" di Jakarta, Rabu (14/6/2017).
Menurut Muslih, lahan parkir di stasiun kereta seharusnya bukan berfungsi untuk profit. Melainkan untuk memicu pengguna kendaraan pribadi, khususnya motor, memarkirkan kendaraannya di lokasi itu.
Namun ia menganggap hal itu tak akan terjadi selama tarif parkir motor masih mahal.
"Orang taruh motor di sana, ongkosnya murah. Dia naik kereta. Tapi Rp 8000 kan terlalu mahal. Masa parkir dengan biaya naik kereta lebih mahal parkir," ujar dia.
Tarif KRL commuter line yang berlaku saat ini adalah Rp 3.000 untuk 1-25 kilometer pertama. Kemudian, pada 10 kilometer berikutnya dan kelipatan, tarif yang dikenakan sebesar Rp 1.000.