Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dea Enam Bulan Simpan Mayat Bayinya

Kompas.com - 25/02/2009, 09:36 WIB

BEKASI, RABU — Lahir untuk disia-siakan. Demikian nasib bayi yang dilahirkan Dea (35) alias Tia Wartia sekitar bulan September 2008. Bayi yang tidak sempat diketahui jenis kelaminnya itu begitu lahir langsung dimasukkan ke kantong plastik.

Nasib bayi yang dilahirkan Dea itu terungkap Minggu lalu. Saat ditemukan, bayi tersebut tinggal kerangka, terbungkus kain sarung, dan teronggok di tempat sampah. Karena jasad bayi itu tinggal kerangka, polisi mengalami kendala mengidentifikasi jenis kelamin bayi tersebut.

Dea ditangkap Senin lalu di Cikarang, Kabupaten Bekasi. Perempuan yang bekerja sebagai pramusaji di sejumlah kafe tersebut mengaku, dia menyimpan jasad bayinya selama hampir enam bulan di kamar kontrakannya di kawasan Jatimulya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

”Saya beri pewangi dan kamper sehingga tidak bau,” kata Dea ketika ditemui di kantor Kepolisian Sektor Tambun, Kabupaten Bekasi, Selasa (24/2). ”Saya sedih juga, tetapi mau bagaimana lagi?” ujar Dea.

Ketika dihadapkan kepada wartawan kemarin, Dea mengenakan baju warna merah muda. ”Saya sedang hamil, jalan enam bulan,” kata Dea.

Kepala Polsek Tambun Ajun Komisaris Shinto Silitonga mengatakan, Dea terancam pidana tujuh tahun penjara karena menghilangkan nyawa anak kandungnya. ”Tersangka membunuh anaknya karena kehamilan itu tidak diharapkan,” kata Shinto.

Dea mengatakan, selain menjadi pramusaji di kafe, dia juga melayani seks bebas dengan imbalan Rp 500.000 per sekali kencan. Mungkin karena pekerjaannya itu, Dea tidak tahu siapa ayah bayinya dan janin yang dikandungnya. ”Saya tidak punya suami, sudah lama cerai,” kata Dea.

Polisi sudah memeriksa sejumlah saksi, termasuk seorang lelaki yang diketahui teman dekat Dea. Lelaki itu disebut-sebut seorang pegawai negeri di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bekasi. Shinto menolak menyebut nama maupun pekerjaan lelaki yang disebut sebagai teman dekat Dea tersebut.

Dea mengaku melakukan pekerjaan ”sampingan” sebagai penjaja seks karena terimpit kebutuhan untuk membiayai tiga anaknya yang tinggal di kampung. Meski demikian, Dea menolak disebut sebagai pekerja seks komersial karena tidak setiap hari menerima kencan dengan lelaki. (COK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com