Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa STSN Tewas

Kompas.com - 28/09/2009, 04:11 WIB

Bogor, Kompas - Wisnu Anjarkusumo (17) tewas mengenaskan, Minggu (27/9) sekitar pukul 04.00. Di tubuhnya terdapat banyak lebam kebiruan. Kuku-kuku jari tangan juga membiru. Mahasiswa Sekolah Tinggi Sandi Negara itu diduga korban kekerasan saat mengikuti orientasi kampus.

”Berdasarkan hasil otopsi, lebam-lebam tersebut akibat pukulan benda tumpul. Lebam tersebut antara lain di tengkuk, dada, punggung, dan tangan,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bogor Ajun Komisaris Muhamamad Santoso, sesaat setelah jenazah korban dibawa pulang keluarganya seusai diotopsi di Bagian Forensik Kedokteran RS PMI Bogor, Minggu sore.

Santoso menambahkan, kepolisian mendapat laporan dugaan penganiayaan berat tersebut sekitar pukul 12.00, baik dari pihak keluarga maupun dari manajemen Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) yang berlokasi di Bumi Sanapati di Desa Putatnutug, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor. Sekolah tinggi ini di bawah binaan Lembaga Sandi Negara RI, Departemen Pertahanan.

”Saat ini ada enam orang yang kami minta keteranganya, yakni dari panitia orientasi kampus dan orang yang mengantar jasad korban ke RS Citra Insani,” katanya.

Secara terpisah, Ketua Sekolah Tinggi Sandi Negara Kolonel Tuhu Trimurnianto mengatakan, pihaknya menyerahkan perkara kematian Wisnu Anjarkusumo, calon mahasiswa STSN angkatan VIII/2009, kepada kepolisian. Ia memastikan kegiatan orientasi kampus itu adalah acara rutin menyambut mahasiswa baru dan atas sepengetahuan STSN.

”Kami punya aturan dan dalam kegiatan itu tidak boleh ada kekerasan. Sejak tahun 1980-an, sebelum status sekolah ini menjadi sekolah tinggi, selalu ada kegiatan orientasi kampus. Tidak pernah ada masalah, apalagi sampai calon mahasiswa meninggal,” katanya.

Kegiatan orientasi kampus tersebut dimulai pada Kamis (24/9) siang dan akan berakhir hari Senin (28/9) pagi, yang dilanjutkan dengan pelantikan calon mahasiswa menjadi mahasiswa penuh di STSN. Menurut Tuhu, panitia orientasi adalah senior dan alumnus STSN yang diawasi pihak STSN.

Tak pernah sakit

Wisnu Anjarkusumo adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Kusnanto–Endang, yang tinggal di Jalan Tondano III Nomor 138, Perumnas Depok Timur, Desa Abdi Jaya, Sukmajaya, Kota Depok.

”Anak saya selama ini tidak pernah sakit, apalagi sakit berat. Kami terakhir bertemu Wisnu saat mengantarnya ke kampus untuk ikut kegiatan orientasi kampus,” kata Kusnanto, karyawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). ”Biarkan pihak-pihak yang berwenang mengambil keputusan,” ujarnya.

Kusnanto mengatakan, dirinya sangat bangga dengan Wisnu. Selain diterima di STSN, Wisnu juga diterima di dua sekolah berikatan dinas lainnya, yaitu Akademi Kimia Analis dan BMKG. Menurut Teguh Widias (42), salah seorang kerabat keluarga korban, Wisnu selama bersekolah di SMAN 3 Depok selalu masuk dalam lima besar.

Kabar kematian Wisnu diterima keluarga pukul 04.15 dari panitia orientasi. Subuh itu juga, jasad korban sudah berada di RS Citra Insani di Desa Lebakwangi, Parung. ”Kami belum tahu pasti bagaimana dan di mana Wisnu meninggal,” kata Teguh. Informasi dari beberapa panitia dan teman almarhum yang diterima pihak keluarga, kata Teguh, fisik Wisnu sempat drop tiga kali dan mengalami halusinasi. (RTS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com