Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi dalam Kandungan Pun Dijual Rp 1 Juta

Kompas.com - 15/02/2010, 08:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.comBerdalih terlilit utang, seorang ibu muda tega menjual bayi yang masih dalam kandungannya. Jabang bayi yang belum jelas jenis kelaminnya itu dihargai Rp 1 juta.

Santi (24)—bukan nama sebenarnya—telah menawarkan darah dagingnya di dalam kandungan yang berusia delapan bulan itu kepada orang lain. Dia mengaku terlilit utang sebesar Rp 550.000.

“Ini terpaksa saya lakukan karena saya betul-betul sudah enggak punya uang. Mau cari ke mana lagi,” ujar Santi yang kini tinggal di Kampungbeting, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, Minggu (14/2/2010).

Dia mengaku baru saja pindah dari Kampungsawah, Semper Timur, Cilincing. Santi mengatakan, dirinya baru tiga hari tinggal di Kampungbeting. Anak yang masih dalam kandungannya itu adalah anak kedua dari perkawinannya dengan Anto—bukan nama sebenarnya.

“Anak pertama saya yang berusia sepuluh tahun dititipkan di mertua di Palopo, Sulawesi Selatan,” katanya.

Perempuan kelahiran Bogor, Jawa Barat, ini mengatakan, ia sudah menawarkan anak dalam kandungannya kepada dua orang dengan harga Rp 1 juta. Santi enggan menyebut identitas orang yang akan bersedia membeli anak dalam kandungannya karena takut dan tidak ingin menjadi masalah nanti di kemudian hari. Akan tetapi, kepada calon pembeli anaknya itu, ia mengajukan syarat agar tetap bisa menengoknya jika pada suatu saat dirinya rindu dengan darah dagingnya tersebut.

Santi mengakui tindakan yang dilakukan sangat bertentangan dengan kata hatinya. Namun, ia terpaksa melakukan ini karena kemiskinan yang dideritanya. Apalagi, suaminya tidak lagi bekerja sebagai juru mudi di kapal tug boat sejak Januari 2010. “Suami saya dipecat,” kata Santi sedih.

Santi mengatakan, kebutuhan hidup semakin memaksanya menguras otak untuk mendapat uang. Apalagi ia masih berutang Rp 550.000 kepada pemilik rumah kontrakan yang pernah disewa oleh Santi dan suaminya di Kampung Sawah. “Sebelum tanggal 22 Februari ini harus dilunasi. Saya sudah berjanji lama untuk melunasi utang itu,” katanya.

Bila sudah melunasi tunggakan uang kontrakan itu, selain Santi bebas dari utang, ijazah dan buku pelaut yang menjadi jaminan utang tersebut bisa kembali ke tangannya. “Soalnya tanpa ijazah dan buku pelaut itu, suami saya enggak bisa melamar dan kerja lagi. Apalagi suami saya ada tawaran berlayar akhir bulan ini,” katanya.

Bersama suaminya, Santi tinggal di sebuah rumah kontrakan berdinding batako di sebuah kawasan padat penduduk, Kampungbeting. Selain soal utang dan biaya persalinan nantinya, Santi pun masih dipusingkan oleh biaya kontrakan yang disewanya saat ini sebesar Rp 250.000 per bulan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com