Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi dalam Kandungan Pun Dijual Rp 1 Juta

Kompas.com - 15/02/2010, 08:39 WIB

Seorang tokoh pemuda di lingkungan Kampungbeting, Ricardo Hutahaean, mengatakan bahwa kasus ini bukan yang pertama di Kampungbeting. Beberapa kasus sebelumnya terjadi karena pada umumnya mereka menjual anak dengan dalih untuk membayar ongkos persalinan. “Harga jual bayi dalam kandungan itu rata-rata di bawah Rp 5 juta,” kata Ricardo.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait ketika dikonfirmasi menjelaskan bahwa tindakan yang dilakukan oleh Santi merupakan tindakan yang menyalahi hukum. “Itu tidak dibenarkan secara agama maupun hukum mesti itu baru sekadar niat,” ungkapnya.

Apa yang dilakukan si ibu itu sudah tergolong penjualan anak. Hanya saja, modus yang dilakukan berdalih alasan ekonomi. “Yang jelas, apa pun alasannya, itu tidak dibenarkan. Apalagi nantinya terjadi transaksi,” jelasnya.

Kalau si ibu tidak mampu, lanjut Arist, serahkan anak itu kepada negara. Negara yang akan bertanggung jawab. Selain itu, dinas sosial harus menghambat niat itu dan memberikan jaminan dengan membantu si ibu.

Kalaupun nanti si ibu khawatir akan ongkos persalinan, silakan saja ajukan surat keluarga miskin atau sejenisnya. “Dan pemerintah tidak boleh menolak keinginan bagi mereka yang betul-betul tidak mampu,” ungkap Arist.

Lebih lanjut Arist menjelaskan, kasus ini merupakan salah satu bentuk perdagangan manusia. Sangat tidak masuk akal karena alasan untuk membayar kontrakan harus menjual anaknya. “Niat ini harus dihambat,” tegas Arist. (gus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com