Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Negeri Ini, 'Hepeng' Mengatur Hukum

Kompas.com - 04/05/2010, 17:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dugaan bercokolnya mafia hukum di institusi penegak hukum terus bergulir. Tak hanya kasus-kasus besar bernilai miliaran hingga triliunan, tetapi masyarakat biasa, yang bukan siapa-siapa, juga mengeluh terperangkap kerja mafia saat berhadapan dengan penegak hukum.

Setidaknya, pengaduan itu disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi III dengan puluhan masyarakat dari berbagai daerah di Gedung DPR, Selasa (4/5/2010).

Salah seorang aktivis LSM asal Kabupaten Tebo, Jambi, Muchlisin Harahap, mengatakan, uang sudah mengendalikan hukum di negeri ini. "Hepeng (uang) sudah mengatur hukum di negara ini. Negara bisa dibeli kalau hepeng ada," ujar Muchlisin saat mengadukan kasus-kasus hukum di daerahnya.

Kasus lainnya diadukan Khoe Seng Seng dan Vivi Tanjung. Keduanya memiliki kasus hukum dengan sebuah perusahaan pengembang. Khoe Seng Seng, seperti pernah ramai diberitakan, diseret ke meja hijau karena menuliskan surat pembaca atas tidak sesuainya dokumen dan fakta terkait status kepemilikan kiosnya di sebuah pusat perbelanjaan. Kasus itu bergulir pada tahun 2006, tetapi baru disidangkan pada tahun 2008 lalu.

Khoe Seng Seng mengungkapkan, dalam pemeriksaan pertama di Mabes Polri, ia langsung ditetapkan sebagai tersangka. "Saksi dan pelapor malah baru diperiksa dua bulan setelah saya ditetapkan sebagai tersangka. Kantor hukum pengembang itu adalah Haposan Hutagalung (pengacara Gayus Tambunan). Semua bukti di persidangan dari pihak terlapor. Saya melihat ada indikasi mafia hukum yang bermain," ujar Khoe Seng Seng.

Kini, ia kembali berhadapan dengan sangkaan pencemaran nama baik dari perusahaan pengembang yang sama karena menuliskan masalah itu pada blog pribadinya. "Sebagai rakyat kecil, saya meminta perlindungan bapak-bapak," ujar dia.

Hal yang sama juga diungkapkan Vivi Tanjung. Ia juga langsung ditetapkan sebagai tersangka dalam panggilan pertama atas sangkaan melakukan pencemaran nama baik terhadap sebuah perusahaan pengembang. Vivi juga mengaku heran, kasus sekecil itu ditangani oleh Mabes Polri.

"Kenapa Mabes Polri yang demikian besar mau menangani kasus kecil seperti pencemaran nama baik ini, dan kuasa hukumnya juga Haposan. Jangan-jangan memang ada mafia hukum," kata Vivi.

Kasus lainnya yang diadukan mengenai dugaan mafia tanah dan mafia perizinan hutan di Kalimantan. Para pelapor juga menyertakan berkas-berkas sebagai bukti kasus yang mereka hadapi kepada Komisi III DPR. Aktivis Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi (Kompak), Effendi Gazali, mengatakan, DPR harus merespons aduan masyarakat ini.

"Kami hanya memfasilitasi agar rakyat berbicara kepada DPR. Jadi, DPR jangan hanya bicara soal mafia pajak yang besar-besar, tapi juga memperhatikan kasus-kasus rakyat kecil," kata pakar komunikasi politik ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com