Meski Koma, Terpaksa Dirawat di Rumah

TANGERANG, KOMPAS.com — Dalam kondisi masih koma, Sephazka Abdillah (19), siswa Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug (STPI) yang mengalami kecelakaan di landasan pacu Bandara Budiarto Curug, Kabupaten Tangerang, 19 April 2010, terpaksa dirawat di rumah orangtuanya di Griya Parung Panjang Blok DI-B9, Parung Panjang, Bogor, Minggu (5/9/2010) malam.

Langkah itu diambil karena pihak keluarga tidak sanggup lagi membiayai perawatan dan pengobatan Aka (demikian Sephazka dipanggil), setelah per tanggal 17 Agustus pihak STPI menghentikan pembiayaan terhadap korban di Rumah Sakit Siloam, Karawaci, Tangerang.

"Kami tak sanggup lagi menanggung biaya perawatan dan pengobatan Aka di rumah sakit. Sampai saat ini kondisi Aka masih koma. Tidak ada lagi tindakan dokter yang membuat kondisi Aka bertambah sembuh. Ya terpaksa, kami membawa Aka pulang ke rumah. Biarlah Aka dirawat di rumah saja," ungkap Ny Jusniati, ibu Aka, kepada Kompas di RS Siloam di sela-sela persiapan kepulangan Aka ke rumah.

Aka, siswa angkatan 62 B, bersama almarhum Teeza Ariaputra (27), instruktur pesawat latih, mengalami kecelakaan saat pesawat latih TB-10 yang mereka pakai menabrak sebuah sepeda motor yang mendadak muncul dalam landasan pacu, Senin. Dua pengendara motor langsung tewas di tempat. Sementara Teeza dan Aka mengalami luka parah dan koma. Kaki kanan Teeza sempat diamputasi, tetapi tidak menyelamatkan dirinya. Teeza meninggal empat hari setelah kecelakaan tersebut pada 23 April 2010.