JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung menilai, penembakan terhadap Farel Restu, mahasiswa Universitas Bung Karno yang tengah melakukan aksi demonstrasi satu tahun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Wakil Presiden Boediono, berlebihan. Aksi penembakan tersebut berlangsung di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (20/10/2010) kemarin.
"Menurut saya, itu terlalu berlebihan. Kita ini kan negara demokrasi sehingga itu memberikan contoh yang tidak baik. Saya yakin teman-teman ini membutuhkan ruang untuk mengekspresikan suara hati mereka. Kalau ekspresi itu ditekan dengan alat kekuasaan, saya yakin ini merugikan pemerintah dan kepolisian sendiri," kata Pramono kepada para wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (21/10/2010).
Dikatakan Pramono, pemerintah tak perlu khawatir bahwa aksi-aksi demonstrasi tersebut bertujuan menggulingkan pemerintah. Menurutnya, hal tersebut tak akan terjadi.
Seusai ditembak di bagian betis di sebelah kiri, Farel, mahasiswa semester V, langsung dibawa ke Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Bentrokan berawal ketika pengunjuk rasa menutup akses jalan tersebut. Polisi berusaha mencegahnya sehingga mulai terjadi dorong-dorongan, lempar batu, dan bambu. Akhirnya, polisi melepaskan tembakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.