Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cika: Ulu Hati Saya Dipukul...

Kompas.com - 05/04/2011, 15:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kerasnya latihan pasukan pengibar bendera (paskibra) yang dialami Dayang Cantikasari (15) mengakibatkan dirinya sempat dirawat di rumah sakit selama empat hari. Tidak hanya latihan keras, siswi kelas 1 SMK PGRI Jalupang, Tigaraksa, Tangerang, ini juga mengaku mengalami tindak kekerasan atas nama sanksi kegiatan ekstrakurikuler yang diikutinya itu.

"Ia dirawat selama empat hari di RSUD Tangerang, tanggal 4-8 Maret 2011," kata Jumiati (35), ibu korban, di kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Pasar Rebo, Jakarta, Selasa (5/4/2011).

Hasil visum et repertum yang dikirimkan RS Mulia Insani Tangerang dan ditandatangani dr Nathan menunjukkan adanya sejumlah gangguan fisik pada diri Dayang Cantikasari yang akrab disapa Cika ini. Kelainan terutama ditemukan pada daerah sekitar perut yang mengalami bengkak seukuran 3 x 3 cm di samping pinggang kanan dan bengkak merah coklat seukuran 7 x 6 cm di perut kanan bagian atas. Kedua pembengkakan itu menyebabkan rasa nyeri yang dialami korban.

Selain itu, organ gerak Cika juga mengalami pembengkakan sebesar 5 x 4 cm di lengan bawah kanan dalam dan bengkak memar di punggung kaki kiri. Dari kelainan organ fisik pada diri korban, kesimpulan visum tersebut adalah adanya trauma jaringan pada pinggang kanan, perut kanan atas, lengan bawah kanan, dan kaki kiri yang disebabkan oleh benda tumpul.

Seperti diberitakan, rangkaian tindak kekerasan itu dialami Cika saat acara pelantikan calon paskibra di SD Bantar Panjang, Tigaraksa, Tangerang. Kegiatan yang berlangsung sejak pagi tanggal 19 Februari hingga dini hari pada 20 Februari itu selain diisi dengan latihan fisik yang keras dan disertai hukuman fisik di luar kewajaran.

Cika menuturkan, ia dan delapan calon paskibra dari SMK PGRI Jalumpang, disuruh push-up sebanyak 100 kali. Karena tidak sanggup, Cika mengaku ditendang-tendang dari belakang oleh pelatihnya. Salah seorang pelatih bernama Anissa kemudian mengangkat rok Cika dan memasukkan kaki kemudian menendang perutnya.

"Setelah itu, saya diangkat hingga berdiri dan ulu hati saya dipukul oleh Anissa," ungkap Cika.

Tidak hanya itu, ia pun masih ditempeleng oleh komandan instruktur paskibra yang bernama Lingga.

Pada 20 Februari pagi, Jumiati yang bermaksud mengantar makanan mendapatkan putrinya dalam keadaan sakit dan tidak bisa bangun. Ia kemudian meminta anaknya segera pulang.

Cika kemudian diantar ke rumah oleh seorang temannya dengan menggunakan sepeda motor. Sesampainya di rumah, Cika hanya bisa terbaring lemah karena sakit yang dirasakan akibat hukuman pada dirinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com