Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Pino Gonta-ganti Nama

Kompas.com - 27/09/2011, 17:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaku bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton (GBIS Kepunton), Solo, memiliki banyak nama. Saat peristiwa terjadi, santer terdengar bahwa pelaku bernama Ahmad Abu Daud alias Ahmad Yosepa Hayat alias Raharjo alias Hayat.

Polisi kemudian membenarkan bahwa pelaku adalah Hayat yang nama aslinya adalah Pino Damayanto alias Ahmad Urip. Lalu, mengapa mantan santri pesantren di Ngruki, Solo, ini sering kali berganti nama?

Paman Hayat, Imran Masio, di TPU Pondok Rangon, mengungkapkan bahwa orangtua Hayat, yakni Daud dan Hindun, sedari kecil memang menamakan anak pertamanya itu Pino Damayanto. Tidak jelas apa makna dari nama tersebut.

Namun, sejak dinamakan itu, Pino kecil kemudian sakit-sakitan. "Dia terserang TBC. Dari kecil sakit-sakitan," ujar Imran, Selasa (27/9/2011) di TPU Pondok Rangon, Jakarta.

Pino kecil diakui Imran menjadi cucu kesayangan sang nenek karena merupakan cucu pertamanya. Selain itu, karena sakit-sakitan, Pino mendapat perhatian lebih dari keluarga. Orangtua menduga Pino terserang penyakit lantaran nama yang tidak cocok.

Mereka kemudian memutuskan untuk mengubahnya menjadi Ahmad Urip. "Diganti pas dia masih SD. Maksud orangtuanya kasih nama Urip itu karena artinya hidup supaya dia terus hidup, enggak sakit-sakitan," ungkap Imran.

Namun, setelah diganti nama menjadi Ahmad Urip, rupanya ia pun enggan mengemban nama itu. Saat menikahi Fitri Yosepa Dewi, Urip kembali mengubah namanya menjadi Ahmad Hayat. "Dia malu namanya itu Urip jadi diganti Hayat. Sama saja artinya hidup," kata Imran.

Di pihak keluarga, ia lebih dikenal dengan panggilan Ahmad. Sementara nama-nama yang sebelumnya banyak diberitakan di media, seperti Ahmad Abu Daud, Ahmad Yosepa Hayat, dan Raharjo tidak dikenal pihak keluarga.

"Kalau nama Daud kemungkinan diambil dari nama bapaknya. Hanya, kami enggak tahu kalau nama-nama yang lain itu," ucap Imran.

Ahmad Hayat kini tertidur untuk selamanya di TPU Pondok Rangon, Jakarta. Meski bergonta-ganti nama, Hayat dikebumikan dengan nama kecilnya, yakni Pino Damayanto, yang terukir di atas nisan kayu.

Hanya tiga anggota keluarga Hayat yang hadir dalam pemakaman, yakni saudara kandung, paman, dan keponakannya. Tidak tampak sang istri, anak, ibunda, bahkan sang nenek yang menganggapnya sebagai cucu kesayangan.

"Mungkin karena masih berduka, mereka tidak hadir. Saya ke sini juga untuk menenangkan kakak saya (ibunda Hayat) yang masih shock, sedangkan ayahnya di Cirebon sudah ikhlas dan menyerahkan semua kepada kepolisian," pungkas Imran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com