Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MUI DKI: Masyarakat Jangan Disalahkan

Kompas.com - 05/05/2012, 12:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kabar ditolaknya Hidayat Nur Wahid menjadi khatib shalat Jumat di Masjid An-Ni'mah, Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, dinilai Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta, Misbahul Munir, sebagai hal yang wajar. Sebab, saat ini Hidayat Nur Wahid dan Didik J Rahcbini telah terdaftar sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI sehingga masyarakat setempat khawatir masjid digunakan untuk kepentingan politik tertentu dan kekuasaan.

"Masyarakat jangan disalahkan, tetapi politisi harus sadar jangan sampai atribut masjid dipakai untuk kepentingan politik. Masyarakat tidak suka itu, dan Allah juga tidak membenarkan itu," katanya, Jumat (4/5/2012).

Misbahul menilai, meskipun boleh menjadi khatib, tetapi kondisi tersebut tetap menimbulkan kecurigaan publik karena ini menjelang Pilgub DKI 2012. "Masjid jangan dijadikan alat politik. Selama ini masyarakat diam saja, padahal isu itu sudah lama berkembang," kecamnya.

Camat Kepulauan Seribu Utara, Atok Bahroni Hidayat, mengaku tidak ada larangan dan instruksi darinya untuk menolak Hidayat Nur Wahid menjadi khatib. Bahkan, dari bupati sekalipun. "Kami malah mengamankan, karena beliau seorang pejabat dan calon gubernur DKI Jakarta," ucap Atok.

Menurut Atok, selain Hidayat, pada hari yang sama di Pulau Kelapa juga ada pasangan Alex Noerdin dan Nono Sampono yang melaksanakan shalat Jumat di Masjid Al Falah Pulau Kelapa. Mereka juga memberikan sambutan meski hanya 5 menit.

"Logikanya mereka itu pejabat, mana mungkin kami larang. Justru kami bangga jika ada pejabat yang datang ke sini," ucapnya.

Bupati Kepulauan Seribu Ahmad Ludfi menambahkan, pihaknya akan mengecek kabar penolakan tersebut. Sebab, ada sebagian warga yang menginginkan Hidayat menjadi khatib dan sebagian lagi tidak.

"Jadwal khatib di masjid sudah ada, dan tiba-tiba diganti orang lain, sehingga terjadi gesekan. Ini hanya salah paham saja," ungkapnya.

Informasi yang dihimpun, sebelum ke masjid yang berada di Pulau Panggang, Hidayat-Didik membagikan sejumlah kaus, kerudung, pin, dan stiker kepada warga Kepulauan Seribu.

"Sebelumnya di Pulau Kelapa sudah ada penempelan poster Hidayat-Didik di tiang listrik maupun rumah warga, dan itu sangat mengganggu karena terlihat kotor dan merusak pemandangan. Kini ada lagi pemasangan stiker yang juga cukup mengganggu," kata Yani, warga RW 05 Pulau Kelapa.

Yani juga menyayangkan pasangan tersebut karena baru menjelang Pilgub DKI berkunjung ke Pulau Seribu. Padahal, Hidayat sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Ketua MPR RI. "Mungkin warga berpikir ada unsur kampanye sehingga sempat ditolak di Pulau Panggang," kata Yani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com