Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Bahari Perlu Dibenahi untuk Tarik Pengunjung

Kompas.com - 04/09/2012, 20:44 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Museum Bahari yang terletak di kawasan Jakarta Utara akhir-akhir ini menjadi pusat perhatian, karena bangunannya yang semakin keropos dan tak ditunjang dana perawatan. Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Pariwisata dan Kebudayaan, Sukesti Martono, mengakui kalau Museum Bahari perlu pembenahan agar dapat menarik pengunjung lebih banyak lagi.

"Pengelolaan museum, khususnya Museum Bahari dan yang lainnya harus selalu ditingkatkan fasilitasnya sesuai tuntutan pasar. Pengelolaan museum harus selalu mencoba meningkatkan sisi koleksi, tata laksana, dan juga pemasaran, karena museum-museum ini tidak hanya sebagai monumen peninggalan sejarah, tapi juga media pembelajaran generasi muda, budaya-budaya yang berkembang dengan berbagai koleksi. Tuntutan pasar ini adalah pelayanan harus menarik, memberikan pencerahan kepada publik, bersih lingkungan dan daya dukung," kata Sukesti Martono, di Jakarta, Selasa (4/9/2012).

Adapun, seperti yang diberitakan sebelumnya, harga tiket Museum Bahari terbilang murah meriah. Dikatakan Sukesti, hal itu bukan merupakan hal yang menentukan bagi perawatan sebuah museum.

"Museum ini bukan merupakan suatu produk yang dapat 'menghasilkan', harus didukung oleh dana APBD dan sumber lain. Mekanisme penganggaran itu tergantung oleh proses dan kesesuaian, eksekutif, DPRD, proses politik," kata Sukesti.

Saat ini, menurut Sukesti, yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen museum adalah meyakinkan anggota dewan untuk memberikan anggaran museum. Ada suatu proses yang meyakinkan anggota dewan dengan hak budget mereka untuk memberikan alokasi yang baik untuk perawatan museum.

Sementara itu, Wakil Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Tinia Budiati, mengakui bahwa Museum Bahari memerlukan pembenahan agar dapat menarik lebih banyak pengunjung. "Memang diperlukan sedikit pembenahan karena kondisi bangunan juga sudah cukup lama," kata Tinia.

Kendati demikian, ia mengatakan pembenahan tersebut tidak bisa dilakukan sekaligus karena dana pemerintah yang terbatas terbagi-bagi ke dalam sektor-sektor lainnya dan konservasi harus diberlakukan secara bertahap tidak bisa sekaligus.

Adapun, harga tiket yang diberlakukan apabila masuk ke Museum Bahari adalah: perorangan dewasa Rp 2.000, rombongan dewasa (minimal 20 orang) Rp 1.500, mahasiswa perorangan Rp 1.000, rombongan mahasiswa (minimal 20 orang) Rp 750, pelajar Rp 600, pelajar rombongan (minimal 20 orang) Rp 500.

Terkait dengan pelestarian museum, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI telah memberikan fasilitas setiap tahunnya dengan menyelenggarakan festival museum.

"Keberadaan museum cukup banyak, Dinas Pariwisata DKI setiap tahunnya ada festival museum, ada hari museum internasional, semuanya ada, sehingga itu merupakan suatu wahana publik. Harapan saya ke depan, museum-museum dikemas sedemikian rupa sebagai wahana atraktif komponen masyarakat, dapat melihat kemegahan masa lalu," ujar Sukesti.

Museum Bahari yang dibangun pada tahun 1652 itu sudah tidak terawat. Konstruksi bangunan didominasi balok-balok besar kayu jati, terutama fondasi. Dindingnya pun yang rata-rata setebal 90 sentimeter terlihat bergelembung.

Museum yang memiliki tiga lantai tersebut memuat sejumlah koleksi sejarah kelautan, termasuk sekian kapal dan perahu-perahu kuno niaga. Namun sangat disayangkan, mudah sekali menemukan benda-benda dalam kondisi tidak utuh lagi.

Koleksi lainnya antara lain miniatur kapal, kapal asli, alat navigasi, alat menangkap ikan, lukisan pahlawan, dan dokumen pelayaran VOC. Setiap sudut bangunan terlihat berdebu, kotor, dan kusam.

Kepala Seksi Edukasi dan Pameran Museum Bahari Irfal Guci berpendapat, persoalan yang dihadapi terkait pola manajemen yang akhirnya memengaruhi pola pendanaan. Museum beserta koleksinya butuh dana dan sumber daya manusia yang memadai dalam rangka perawatan.

"Persoalannya, manajemen harus diubah. Selama di bawah pemerintah, tidak ada progres. Bayangkan, museum ini hanya diurus enam orang (termasuk pimpinannya). PNS-nya hanya ada enam orang. Pekerja lepas tiga orang. Kalau manajemennya diubah, saya kira tampilannya akan berubah. Kalau manajemennya tetap begini, saya kira tak akan berkembang," kata Irfal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com