Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miris! Anak Dibakar Tahun 2010, Pelaku Belum Diadili

Kompas.com - 11/09/2012, 14:46 WIB
Joe Leribun

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Betapa pedihnya hati Jackson, ayah Duvan Wayongkere (11). Sudah tiga tahun yang lalu anaknya dibakar oleh sejumlah pemuda, tetapi hingga kini pelaku belum juga diadili.

Dari pengakuan Jackson, ayah korban, di kantor KPAI, anaknya dibakar Marvil (30) bersama rekannya, Opa Ma Keke.

"Sekitar pukul 08.00 Wita, Duvan keluar rumah menuju warung membawa uang dua ribu rupiah. Beberapa saat kemudian tetangga Jackson memberitahukan kalau anaknya terbakar api. Pas keluar ayahnya lihat api masih menyala di tubuh korban," jelas Didi, Komda Perlindungan Anak Manado, menerjemahkan keterangan Jackson yang berbicara dalam Manado, Selasa (11/9/2012).

Empat hari kemudian, Duvan meninggal di rumah sakit akibat luka bakar di seluruh tubuhnya. Sebelum meninggal, Duvan memberitahukan kepada bapaknya, ia dibakar oleh Marvil dan Opa, pemuda sekampungnya.

"Duvan dicegat Marvil lalu menodongkan pisau, kemudian menyiram bensin di sekujur tubuh korban, sedangkan Opa memegang korban lalu dibakar," jelas Didi.

Pihak kepolisian Polsek Tikala, Manado, Sulawesi Utara, sempat menahan tersangka pelaku Jackson dan Opa. Namun, dari keterangan polisi, mereka dinyatakan tidak bersalah.

"Polisi menyatakan dua orang pelaku ini tidak bersalah dengan dalih tidak ada di TKP saat kejadian, tetapi sedang minum-minum 300 meter dari tempat Duvan terbakar. Padahal, jarak 300 meter itu kan dekat, masa tidak dicurigai. Ditambah lagi saat itu tidak ada saksi. Padahal, Bu Rin katanya tidak melihat awal kejadian," jelas Didi.

Anehnya, lanjut Didi, polisi justru menangkap Bu Rin dengan alasan pembiaran. Wanita itu memang menutup pintu rumahnya dan enggan memberikan pertolongan kepada korban.

Jackson mengaku telah melaporkan kasus tersebut kepada Polrestabes Manado, Mabes Polri, dan Komnas HAM, tetapi tidak ditindaklanjuti. Karena itu, didampingi Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi, dia meminta bantuan KPAI.

"Saya butuh keadilan terhadap meninggalnya Duvan. Pelakunya jelas ada, kenapa polisi tidak bisa buktikan. Teroris saja bisa ditangkap, saya butuh keadilan," kata Jackson dengan suara bergetar (dalam bahasa Manado).

Menanggapi kekerasan terhadap anak ini, Sekretaris KPAI Ihsan berjanji akan menindaklanjuti masalah ini ke Komnas HAM dan Polri.

"Untuk mengusut kembali kasus ini menjadi wewenang Polri. Polri bisa suruh polseknya melihat kembali kasus ini, karena itu kita akan bertemu Kapolri," jelas Ihsan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com