Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelas Siswa SMK Kartika Zeni Diamankan

Kompas.com - 27/09/2012, 14:33 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan mengamankan sebelas orang siswa SMK Kartika Zeni terkait kasus tewasnya Deny Yanuar alias Yadud (17), siswa kelas XII SMA Yayasan Karya 66 (Yake) dalam aksi tawuran pelajar pada Rabu (26/9/2012) siang. Sebelas siswa itu kini masih diperiksa penyidik.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Satreskrim Polres Metro Jakarta, Ajun Komisaris Besar Hermawan, Kamis (27/9/2012), di Mapolrestro Jakarta Selatan. "Kemarin sudah diamankan sebelas orang siswa dari kelompok penyerang. Saat ini masih didalami peranannya," ujar Hermawan.

Hingga kini, polisi baru menetapkan satu orang tersangka dalam kasus ini. Tersangka, yakni AD (17), siswa SMA Kartika Zeni. Dia ditangkap pada Rabu pukul 15.30 di rumahnya, Karet Kuningan, Jakarta Pusat. Saat ditangkap, polisi menemukan celurit yang diduga digunakan untuk menyabet Deny. Akibat perbuatannya, AD dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Diberitakan sebelumnya, Deny Yanuar alias Yadud (17), siswa kelas XII SMA Yake, tewas karena luka bacok senjata tajam setelah terlibat aksi tawuran yang terjadi di Jalan Minangkabau, Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu (26/9/2012) pukul 13.00. Kejadian diawali dari aksi saling lempar batu saat kelompok korban baru saja turun dari Kopaja.

Menurut Hermawan, Yadud sempat melakukan perlawan saat dikeroyok kelompok pelaku. Namun, AD tiba-tiba menusuk Yadud dengan celurit yang digenggamnya. Yadud pun jatuh tersungkur dan tewas di tempat. Motif kasus ini pun akhirnya terungkap. Yadud ternyata adalah korban dari dendam permusuhan dari tahun 2011 antara SMA Yake dan SMA Kartika Zeni (KZ).

"Jadi motifnya karena dendam permusuhan dua sekolah ini. Pada tahun 2011, ada anak SMA Kartika yang tewas tawuran dengan SMA Yake," ujar Hermawan.

AD dan kawan-kawannya memang sudah mengincar siswa SMA Yake untuk melakukan balas dendam. "Saat lihat ada kelompok korban langsung diserang. Sasarannya random dilihat dari seragam saja, jadi korban belum tentu yang melakukan penusukan tahun 2011 lalu," kata Hermawan.

Berita terkait dapat dibaca di topik : TAWURAN BERDARAH

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com