Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rhoma Irama Bicara soal Pesaingnya Jadi Capres

Kompas.com - 14/11/2012, 21:47 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Di tengah hiruk-pikuk bursa calon presiden 2014 yang diisi oleh para politisi senior Tanah Air, sosok Rhoma Irama tiba-tiba muncul. Banyak yang mendukungnya, tetapi tidak sedikit pula yang menyangsikan kemampuan si raja dangdut memimpin negeri ini.

Rhoma pun mengakui saingannya dalam pemilihan presiden di pemilu mendatang bukan lawan yang ringan. Namun, Rhoma tak akan mundur dan siap bertarung dengan para pesaingnya itu. Apa pandangan Rhoma terkait para pesaingnya itu?

Rhoma yang dijumpai Kompas.com di Jakarta pada Selasa (13/11/2012) lalu ini pun buka suara melihat peluangnya bersaing dengan para politisi senior. Rhoma menjelaskan bahwa dia menghormati pencalonan kandidat kuat capres lainnya, seperti Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto, Jusuf Kalla, Megawati Soekarnoputri, hingga Hatta Rajasa.

"Beliau sebagai senior-senior politik dan negarawan ya saya hormati. Saya rasa, beliau semua pantas dan mampu untuk jadi presiden," ujar Rhoma ketika itu.

Menjadi seorang pemimpin, diakui Rhoma, tidak hanya dilihat dari karier politiknya. Pemimpin, lanjutnya, tidak terlepas dari takdir. Ia pun mengutip salah satu ayat Al Quran yang menerangkan soal kuasa Tuhan Yang Maha Esa dalam memberikan dan mencabut kekuasaan. "Hanya pada akhirnya presiden itu takdir. Pada akhirnya, Allah yang memberi kekuasaan dan mencabut kekuasaan itu. Ujung-ujungnya takdir juga," ujar pemimpin grup musik Soneta Group ini.

Meski terbilang tidak sesenior Ical ataupun Prabowo, Rhoma tidak bisa dikatakan sebagai pendatang baru di kancah perpolitikan Tanah Air. Pada masa awal Orde Baru, Rhoma sempat menjadi maskot penting Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang bernapaskan Islami. Ia juga sempat menjadi anggota DPR mewakili utusan Golongan, yakni mewakili seniman dan artis pada tahun 1993. Pada Pemilu 2004, Rhoma Irama tampil pula di panggung kampanye PKS.

Dengan bekal karier politiknya itu dan perjuangannya selama ini melalui jalur seni dan dakwah, Rhoma pun siap terjun ke dunia politik dan bersaing dengan para politisi senior itu. "Saya siap berkompetisi dengan beliau-beliau. Kalau tidak siap berkompetisi, saya tidak akan menyatakan maju," ujarnya tegas.

Raut wajah Rhoma terlihat serius saat menyatakan kesiapannya beradu dengan para politisi senior. Pandangan lurus sambil jari telunjuknya mengacung. Rhoma terlihat tak gentar.

Lalu, siapa sosok yang menjadi pesaing beratnya? "Saya belum bisa berkata begitu karena ini baru wacana, kecuali sudah resmi menjadi calon presiden diusung oleh partai dulu baru saya bisa bicara lebih lanjut," kata Rhoma.

Tidak termakan politik uang

Persaingan menjadi calon presiden tidaklah mudah. Di dalam dunia politik, untuk lobi hingga kampanye seorang kandidat bisa menghabiskan uang yang banyak. Praktik ini pun disadari oleh Rhoma. Namun, Rhoma tak ingin larut dalam arus. Pelantun tembang "Judi" ini menegaskan dirinya tidak akan mengeluarkan uang sepersen pun untuk mewujudkan keinginannya menjadi capres.

"Saya kan tidak berambisi, maka sepersen pun saya tidak akan keluarkan uang, apalagi miliaran. Kalau sepersen pun ada (uang), saya berarti berambisi namanya," kata Rhoma.

Awal mula pencalonan Rhoma menjadi capres juga terbilang tak biasa. Rhoma didaulat oleh sejumlah penggemar dan ulama untuk maju sebagai capres. "Saya maju ini karena desakan ulama dan umat. Saya bahkan sempat katakan apakah tidak ada figur lain selain saya kepada ulama-ulama itu," tutur Rhoma. Bagi Rhoma, jabatan presiden tidaklah menggiurkan, tetapi justru menakutkan lantaran tanggung jawab yang diemban begitu besar.

Baca juga:
Jokowi: Saya Dukung Penuh Pencapresan Rhoma
Ridho Rhoma: "Ter-la-lu", kalau Papa Menolak Lagi
Ruhut: Rhoma "Nyapres", Inul Juga Bisa!
Rhoma Irama: Saya Dinilai Mampu Persatukan Umat Islam

Berita terkait wacana pencapresan Rhoma bisa diikuti dalam topik:
Geliat Politik Jelang 2014

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

    Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

    Nasional
    Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

    Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

    Nasional
    Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

    Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

    Nasional
    Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

    Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

    Nasional
    Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

    Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

    Nasional
    DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

    DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

    Nasional
    Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

    Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

    Nasional
    Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

    Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

    Nasional
    Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

    Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

    Nasional
    Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

    Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

    Nasional
    DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

    DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

    Nasional
    DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

    DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

    Nasional
    Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

    Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

    Nasional
    Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

    Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

    Nasional
    Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

    Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com