Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Kompas.com - 09/05/2024, 14:31 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Solidaritas Pelaut Indonesia Pius Laja Pera meminta Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Pelarayan (STIP) dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan ikut bertanggung jawab atas kasus taruna tewas di tangan senior.

"Mereka seolah-olah lepas tangan. Enggak bisa begitu, Kita minta direkturnya ikut bertanggung jawab karena itu anak didik mereka dan di bawah kepengawasan mereka. Enggak bisa lepas tangan," kata Pius saat diwawancarai Kompas.com, Rabu (8/4/2024).

Pius menilai Direktur STIP tidak optimal dalam melakukan pengawasan.

"Direkturnya juga ikut mengawasi, jangan hanya di balik meja menunggu laporan. Sekali-sekali turun lah tatap muka dengan para taruna," ujar Putu memberi saran.

Baca juga: Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

BPSDM juga diminta ikut bertanggung jawab karena menjadi pemegang otoritas atau yang menetapkan peraturan di seluruh institusi pendidikan pelayaran di Indonesia. Sedangkan STIP sebagai institusi pendidikan, hanya sebagai pelaksana.

Pembuatan kotak saran untuk para taruna menyampaikan keluh kesahnya juga disarankan oleh Pius.

Melalui kotak saran itu, para taruna junior yang mendapat perlakuan kurang menyenangkan  atau kekerasan, dapat menyampaikan keluh kesahnya melalui kotak saran yang tersedia.

Jadi, para junior tidak takut dan merasa aman ketika ingin mengadu ke pihak kampus apabila mendapat tindak kekerasan.

Baca juga: Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal

Diberitakan sebelumnya, STIP kembali berduka usai taruna tingkat satu bernama Putu Satria Ananta Rustika (19) tewas dianiaya oleh seniornya sendiri yang bernama Tegar Rafi Sanjaya (21).

Bukan hanya Tegar, tiga taruna berinisial A, W, dan K juga ikut serta mendorong terjadinya tindak kekerasan ini.

A merupakan orang yang memanggil Putu dan teman-temannya untuk masuk ke toilet pria lantai dua. Ia juga berperan sebagai pengawas selama proses kekerasan dilakukan.

Baca juga: Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Sementara W dan K adalah orang yang mendorong Tegar untuk memukul Putu.

Tegar memukul Putu sebanyak lima kali di bagian ulu hatinya hingga terkapar dan lemas.

Saat terkapar, Tegar panik dan berusaha menolong dengan menarik lidah Putu.

Namun, ditariknya lidah Putu membuat kondisinya semakin buruk dan jalur pernapasannya tertutup sampai akhirnya tewas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerbangan Pesawat yang Jatuh di BSD dalam Rangka Survei Landasan Baru di Tanjung Lesung

Penerbangan Pesawat yang Jatuh di BSD dalam Rangka Survei Landasan Baru di Tanjung Lesung

Megapolitan
Pesawat Jatuh di Tangsel, KNKT: Pilot Berkeinginan Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst

Pesawat Jatuh di Tangsel, KNKT: Pilot Berkeinginan Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst

Megapolitan
KNKT Masih Telusuri Penyebab Pilot Ingin Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst BSD

KNKT Masih Telusuri Penyebab Pilot Ingin Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst BSD

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Batasi Satu Alamat Rumah Maksimal 3 KK

Pemprov DKI Bakal Batasi Satu Alamat Rumah Maksimal 3 KK

Megapolitan
Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Megapolitan
Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Megapolitan
Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Megapolitan
Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Megapolitan
'Berkah' di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

"Berkah" di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

Megapolitan
Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Megapolitan
Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Megapolitan
KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

Megapolitan
Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Megapolitan
Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com