JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Solidaritas Pelaut Indonesia, Pius Laja Pera, meminta agar sistem militer di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) segera dihapuskan.
Hal ini terkait kasus tewasnya Putu Satria Ananta Rustika (19), taruna junior yang dianiaya oleh seniornya pada Jumat (3/5/2024).
"Jadi masalah harus dihilangkan sistem milternya. Kalau masalah perpeloncoan sudah tidak ada sebelumnya, karena sudah ada aturannya yang baru. Cuma pengawasannya aja yang belum optimal," kata Pius saat diwawancarai Kompas.com, Rabu (8/5/2024).
Baca juga: Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal
Pius juga mengimbau Menteri Perhuhungan Budi Karya Sumadi agar tidak lagi menerapkan sistem militerisme di kampus-kampus yang ada di bawah naungannya.
Ada tiga hal menurut Pius yang harus dilakukan STIP agar tindak kekerasan di lingkungan kampus tidak terulang lagi.
Pertama, memperketat sistem pengawasan. Kedua, penerapan tata tertib harus bener-benar dilaksanakan. Terakhir, STIP bisa meminta badan ketarunaan ikut mengawasi kegiatan di kampus.
"Peraturan sebenarnya sudah oke, tapi pengawasan yang kurang optimal. Agar tidak ada lagi tindakan militerisme. Karena kan itu gagah-gagahan senior, harus hormat, harus mukul, itu enggak boleh. Nah, itu yang harus diterapkan," tegas Pius.
Selain itu, pembuatan pakta integritas juga menjadi hal yang penting untuk dilakukan STIP.
Baca juga: Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior
Dengan adanya pakta integritas itu, seluruh taruna, baik junior atau senior, melakukan perjanjian untuk tidak main pukul.
Taruna senior boleh saja memberikan hukuman kepada juniornya apabila melakukan kesalahan. Namun, Pius menyarankan hukuman yang diberikan harus edukatif.
"Kalau boleh (hukuman) yang edukatif, misalnya, ada junior yang terlambat ya suruh dia squat jump, atau lari di lapangan kan bagus bukan main pukul dan tendang," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, kasus penganiayaan oleh senior kepada juniornya kembali terulang di STIP.
Putu Satria Ananta Rustika (19) tewas di tangan keempat seniornya, yakni Tegar Rafi Sanjaya (21), A, W, dan K.
A, W, dan K memang tidak ikut memukul Putu saat kejadian. Namun, ketiganya mendukung dan menyuruh Tegar memukul Putu.
Baca juga: 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara
Tegar memukul Putu sebanyak lima kali di bagian ulu hatinya hingga lemas dan terkapar.
Ia juga menarik lidah Putu sampai jalur pernapasannya tertutup dan tewas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.