Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Kompas.com - 09/05/2024, 11:20 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Solidaritas Pelaut Indonesia, Pius Laja Pera, meminta agar sistem militer di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) segera dihapuskan.

Hal ini terkait kasus tewasnya Putu Satria Ananta Rustika (19), taruna junior yang dianiaya oleh seniornya pada Jumat (3/5/2024).

"Jadi masalah harus dihilangkan sistem milternya. Kalau masalah perpeloncoan sudah tidak ada sebelumnya, karena sudah ada aturannya yang baru. Cuma pengawasannya aja yang belum optimal," kata Pius saat diwawancarai Kompas.com, Rabu (8/5/2024).

Baca juga: Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal

Pius juga mengimbau Menteri Perhuhungan Budi Karya Sumadi agar tidak lagi menerapkan sistem militerisme di kampus-kampus yang ada di bawah naungannya.

Ada tiga hal menurut Pius yang harus dilakukan STIP agar tindak kekerasan di lingkungan kampus tidak terulang lagi.

Pertama, memperketat sistem pengawasan. Kedua, penerapan tata tertib harus bener-benar dilaksanakan. Terakhir, STIP bisa meminta badan ketarunaan ikut mengawasi kegiatan di kampus.

"Peraturan sebenarnya sudah oke, tapi pengawasan yang kurang optimal. Agar tidak ada lagi tindakan militerisme. Karena kan itu gagah-gagahan senior, harus hormat, harus mukul, itu enggak boleh. Nah, itu yang harus diterapkan," tegas Pius.

Selain itu, pembuatan pakta integritas juga menjadi hal yang penting untuk dilakukan STIP.

Baca juga: Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Dengan adanya pakta integritas itu, seluruh taruna, baik junior atau senior, melakukan perjanjian untuk tidak main pukul.

Taruna senior boleh saja memberikan hukuman kepada juniornya apabila melakukan kesalahan. Namun, Pius menyarankan hukuman yang diberikan harus edukatif.

"Kalau boleh (hukuman) yang edukatif, misalnya, ada junior yang terlambat ya suruh dia squat jump, atau lari di lapangan kan bagus bukan main pukul dan tendang," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, kasus penganiayaan oleh senior kepada juniornya kembali terulang di STIP.

Putu Satria Ananta Rustika (19) tewas di tangan keempat seniornya, yakni Tegar Rafi Sanjaya (21), A, W, dan K.

A, W, dan K memang tidak ikut memukul Putu saat kejadian. Namun, ketiganya mendukung dan menyuruh Tegar memukul Putu.

Baca juga: 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Tegar memukul Putu sebanyak lima kali di bagian ulu hatinya hingga lemas dan terkapar.

Ia juga menarik lidah Putu sampai jalur pernapasannya tertutup dan tewas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Muncul Lagi meski Sudah Ditertibkan, Jukir Liar di Koja: Makan 'Gimana' kalau Dilarang?

Muncul Lagi meski Sudah Ditertibkan, Jukir Liar di Koja: Makan "Gimana" kalau Dilarang?

Megapolitan
Sebelum Hilang Kontak, Pilot Pesawat Jatuh di Tangsel Sempat Hubungi Menara Pengawas

Sebelum Hilang Kontak, Pilot Pesawat Jatuh di Tangsel Sempat Hubungi Menara Pengawas

Megapolitan
KNKT Pastikan Pesawat yang Jatuh di Tangsel Tidak Punya 'Black Box'

KNKT Pastikan Pesawat yang Jatuh di Tangsel Tidak Punya "Black Box"

Megapolitan
Siasat Begal di Jaktim: Berpura-pura Jadi 'Debt Collector' lalu Tuduh Pengendara Motor Berwajah Lugu Telat Bayar Cicilan

Siasat Begal di Jaktim: Berpura-pura Jadi "Debt Collector" lalu Tuduh Pengendara Motor Berwajah Lugu Telat Bayar Cicilan

Megapolitan
Isak Tangis Istri Korban Pesawat Jatuh di BSD Iringi Kepulangan Jenazah

Isak Tangis Istri Korban Pesawat Jatuh di BSD Iringi Kepulangan Jenazah

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Terdapat Benturan pada Jidat

Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Terdapat Benturan pada Jidat

Megapolitan
Penerbangan Pesawat yang Jatuh di BSD dalam Rangka Survei Landasan Baru di Tanjung Lesung

Penerbangan Pesawat yang Jatuh di BSD dalam Rangka Survei Landasan Baru di Tanjung Lesung

Megapolitan
Pesawat Jatuh di Tangsel, KNKT: Pilot Berkeinginan Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst

Pesawat Jatuh di Tangsel, KNKT: Pilot Berkeinginan Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst

Megapolitan
KNKT Masih Telusuri Penyebab Pilot Ingin Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst BSD

KNKT Masih Telusuri Penyebab Pilot Ingin Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst BSD

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Batasi Satu Alamat Rumah Maksimal 3 KK

Pemprov DKI Bakal Batasi Satu Alamat Rumah Maksimal 3 KK

Megapolitan
Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Megapolitan
Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Megapolitan
Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Megapolitan
Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Megapolitan
'Berkah' di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

"Berkah" di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com