Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rhoma: Jadi Capres Bukan Ambisi, Melainkan Kewajiban

Kompas.com - 02/12/2012, 23:02 WIB
Alfiyyatur Rohmah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyanyi dangdut, Rhoma Irama, menegaskan bahwa tekadnya menuju kursi presiden RI bukanlah sebuah ambisi, melainkan suatu kewajiban yang harus dijalankan. Ia tidak akan menolak jika ada yang mengajukannya sebagai capres.

Berbicara di hadapan jemaah dalam acara Gebyar Muharam di Mushala At-Taqwa, Jalan H Syahdan RT 02 RW 12, Palmerah, Jakarta Barat, Minggu (2/12/2012) malam, pelantun lagu "Begadang" itu menyatakan siap menjadi capres pada pemilu yang akan datang. Tekadnya semakin bulat setelah ia bertemu dengan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar hari ini terkait pencalonan "Raja Dangdut" tersebut.

Menurut Rhoma, jika orang lain telah memercayainya sebagai capres, maka ia tidak dapat menolak hal tersebut. "Rhoma enggak ambisi, tapi enggak bisa nolak (untuk menjadi capres) karena ini kewajiban. Alhamdulillah tadi pagi ada satu partai yang mau mendukung Rhoma sebagai capres 2014. Saya mohon doanya, apa pun yang terbaik," kata Rhoma, Minggu malam.

Rhoma melanjutkan, namanya sudah dijadikan sebagai ikon bagi umat Islam di Indonesia mengingat kiprahnya yang cukup lama dalam kancah politik Indonesia. Dari keresahan tersebut, Rhoma memutuskan siap menjadi calon presiden Indonesia. "Seandainya memang dukungan ulama, habib, dan ada kendaraan politik, insya Allah dengan ucapan bismillah, saya siap menjadi capres," ujarnya.

Mengenai visi dan misinya, ia sudah puluhan tahun menyebarkan visi di Indonesia melalui lagu. Dari lagu yang bersifat politis dan religius itulah, visi dan misinya tertuang. Karena pencalonannya itu juga atas dorongan ulama, maka Rhoma menyatakan tidak dapat menolak kewajiban mencalonkan diri. "Tampilnya saya merupakan sebuah kewajiban syari karena memang didorong dan didesak ulama dan habib," katanya.

Kemunculan nama Rhoma sebagai salah satu bakal calon presiden mencuat setelah para penggemarnya menyerukan dukungan kepada "Raja Dangdut" tersebut. Dukungan juga mengalir dari para ulama yang tergabung dalam Wasilah Silaturahim Asatidz Tokoh dan Ulama (Wasiat Ulama) mendaulat Rhoma Irama sebagai capres dalam deklarasi di kantor Sekretariat Wasiat Ulama, Rawabunga, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (8/11/2012).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com