Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Bantah Pembebasan Lahan Jadi Kendala JEDI

Kompas.com - 27/03/2013, 18:45 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantah pelaksanaan program Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) terkendala pembebasan lahan. Pembebasan lahan menjadi tanggung jawab Pemprov DKI untuk melaksanakan program tersebut.

"Bukan karena masalah itu. Misalnya, saya bilang ke warga sudah jangan bikin rumah di pinggir kali, tinggal saja di rumah susun. Kalau enggak punya kerjaan, aku carikan dan itu lebih fair," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Rabu (27/3/2013).

Beberapa waktu lalu telah disepakati untuk menjalankan proyek pengerukan 13 sungai itu akan dilaksanakan bersama-sama Pemprov DKI dan pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum, pada April 2013 mendatang.

Proyek JEDI ini juga akan bergerak setelah masa prakualifikasi. Apabila sesuai jadwal pengerjaannya, program yang digagas mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo itu dilaksanakan paling lambat akhir triwulan pertama tahun 2013.

Namun, itu semua dapat terlaksana tergantung dari militansi pemerintah dan World Bank sebagai lembaga pemberi donatur.

Untuk mengerjakan proyek JEDI dibutuhkan anggaran total sebesar 190 juta dollar Amerika. World Bank memberikan pinjaman lunak kepada pemerintah Indonesia sebesar 139 juta dollar Amerika. Sisanya, 51 juta dollar Amerika dibebankan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI.

Namun, karena pengerjaan dan pinjaman World Bank yang baru akan selesai pada 2017 mendatang, Basuki mengeluarkan wacana untuk pembatalan kontrak kerja sama antara Pemprov DKI dengan World Bank.

"Pekerjaan untuk mengeruk sungai dan segala macamnya itu diselesaikan dua tahun saja sudah kelamaan, kenapa anda sampai tahun 2017? Kalau begitu caranya, lebih baik kita tolak," kata Basuki.

Sekedar informasi, untuk menanggulangi banjir Ibu Kota, mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo telah menggagas proyek itu sejak tahun 2008. Realisasi proyek JEDI dilakukan secara bertahap dan dibagi dalam tujuh paket pengerjaan.

Dari tujuh paket itu, tiga paket dikerjakan Pemprov DKI, dua oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) dan dua lainnya oleh Cipta Karya melalui bantuan dana World Bank.

Pengajuan pinjaman ke World Bank sebenarnya sudah sejak tahun 2008 namun karena hambatan birokrasi, realisasinya baru terjadi tahun 2012 lalu. Tender proyek JEDI pun telah berjalan dengan melibatkan 14 perusahaan termasuk dari Korea, Cina, India, dan Taiwan.

Jika proyek ini selesai diprediksi dapat mengurangi banjir sekitar 30 persen titik banjir Jakarta.

Secara keseluruhan proyek JEDI meliputi 57 kelurahan di 4 wilayah DKI Jakarta. Yakni di Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Jakarta Timur. Proyek JEDI ini diharapkan mampu membebaskan pemukiman warga dari banjir.

Secara rinci, tujuh paket itu yakni:

- Paket 1 yang dikerjakan Dinas PU DKI, yang meliputi pengerukan dan pemasangan sheet pile di Ciliwung, Gunung Sahari Drain, Waduk Melati (Saluran Gresik dan Upper Cideng Drain);

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com