Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penolak MRT: Tanpa Bantuan Jepang, Kita Bisa Bangun MRT

Kompas.com - 16/05/2013, 13:29 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah pengusaha Jakarta Selatan yang tergabung dalam Masyarakat Peduli MRT menyatakan diri siap membiayai pembangunan MRT bawah tanah tanpa bantuan Jepang. Menurut penanggung jawab Masyarakat Peduli MRT, Lieus Sungkaresma, mereka bahkan mampu membiayai pembangunan MRT tidak hanya di ruas Sisingamangaraja-Lebak Bulus saja, tetapi bahkan semua ruas MRT di Jakarta.

"Tanpa bantuan Jepang kita bisa bangun MRT. Kekurangan negara akan kita tomboki. Kita negara kuat, rakyat kita banyak yang punya uang tapi tidak pernah diberi kesempatan. Hanya konglomerat yang didekati," kata Lieus dalam unjuk rasa pada Kamis (16/5/2013).

Lieus menerangkan, jika diberi kesempatan untuk membangun MRT di Jakarta, mereka sanggup membangun jalur MRT sepanjang 40 km, dibanding rencana saat ini yang hanya 23,5 km. Lieus yakin, mereka sanggup membangun jalur MRT tidak hanya Kampung Bandan-Lebak Bulus, tetapi juga ruas Cawang-Pluit.

Menurut Lieus, dia memiliki rekanan dari Eropa yang telah berpengalaman dalam pembangunan transportasi massal di kota-kota besar dunia seperti dari Herrenknecht dari Jerman, dan Arup dari Inggris.

"Kita yang bangun, kita yang kelola; pemerintah hanya tinggal kasih izin dan retribusi. Saya bisa jamin tiket cuma Rp 8.000. Banyak teman-teman pengusaha yang pada ngantre ikut nombokin. Kita pakai sistem BOT (build operate transfer), ngapain ngarepin Jepang," ungkap Lieus.

Sebagian warga Jakarta Selatan yang tergabung dalam Masyarakat Peduli MRT kembali berunjuk rasa pada Kamis (16/5/2013). Seperti pada kesempatan sebelumnya, demo MRT kali ini juga masih berkaitan dengan penolakan warga terhadap pembangunan MRT layang dari Lebak Bulus hingga Sisingamangaraja. Unjuk rasa yang dilakukan di Jalan Panglima Polim itu diikuti sekitar 500 orang yang terdiri dari warga Lebak Bulus, Cipete, Fatmawati, dan Panglima Polim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com