Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersama Membangun Kampung Deret Impian Jokowi

Kompas.com - 25/05/2013, 14:59 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, menjadi percontohan terwujudnya impian Joko Widodo akan program kampung deret. Setelah peletakan batu pertama pada 2 Mei 2013, warga bahu membahu bergotong royong membangun kampung mereka menjadi lebih baik.

Di Jalan Tanah Tinggi I, RT 14 RW 01, para pekerja terlihat terus mengerjakan pembangunan kampung deret  tersebut. Warga setempat turut membantu pengerjaannya, agar kampung deret pertama ini cepat terselesaikan pembangunannya.

Para pemuda maupun orang dewasa begitu antusias membantu juru bangunan yang mengerjakan pekerjaannya. Mulai dari menurunkan batu dan semen dari truk, melakukan penyemenan dinding serta pengecoran pondasi. Truk yang membawa bahan-bahan bangunan datang setiap dua hari sekali.

Saat ini, pembangunan kampung deret sudah mulai terlihat. Pondasi rumah yang terbuat dari tiang-tiang besi yang ditutup oleh batu bata yang disemen sudah mulai berdiri di salah satu gang berukuran sekitar dua meter ini. Di depannya masih terdapat tumpukan semen, serta batu bata. Hingga Sabtu (25/5/2013) ini, sudah ada 15 rumah yang sudah terlihat pondasinya.

Rencananya, di kawasan ini akan dibangun 45 unit rumah dari 85 warga yang tercatat sebagai warga RT 14. Dari 45 rumah ini ada dua klasifikasi. Untuk warga yang memiliki tanah kurang dari 50 meter akan dibangun rumah tingkat. Sementara, warga yang tanahnya lebih dari 50 meter hanya akan dibangun satu tingkat.

Pembangunan kampung deret ini di targetkan selesai dalam waktu tiga bulan. Dengan jumlah pekerja 50 orang, dibantu masyarakat sekitar, hal tersebut sangat mungkin untuk di realisasikan.

"Warga di sini juga selalu membantu, biar cepat selesai pengerjaannya. Mau hari biasa, mau hari libur, tetap kita kerjakan, dari pagi sampai jam 17.00," kata Ketua RT 14 Tanah Tinggi, Yasmin, di lokasi pembangunan.

Mustamir (58), warga RT 14 RW 01 mengaku senang dengan pembangunan kampung deret. Menurutnya, jika melihat konsepnya, nantinya kawasan ini akan lebih lebar dan lebih bersih. Untuk itu, warga sekitar selalu membantu. Bentuk bantuan warga juga beragam, mulai dari ikut melakukan pembangunan, hingga menjaga bahan bangunan pada malam hari.

Mustamir mengatakan dirinya akan sangat bahagia jika saat bulan puasa nanti rumahnya sudah mulai bisa ditempati. Pasalnya, pascakebakaran, Mustamir tinggal di rumah anaknya yang berada tidak jauh dari kampung deret itu.

"Sudah dua bulan saya tidak pernah kumpul keluarga, semoga nanti saat puasa, rumahnya sudah jadi, sehingga suasana puasa menjadi lebih berwarna," ujarnya.

Sebanyak 85 rumah di lokasi ini akan ditata menjadi kampung atau permukiman berderet. Sumber dana untuk menata RW 01, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, ini tidak menggunakan dana APBD karena disuntik oleh pihak penyumbang. Salah satu alasan menjadikan Tanah Tinggi sebagai titik pertama realisasi program penataan kampung adalah karena di lokasi itu pernah terjadi kebakaran besar pada 4 Maret.

Setelah itu, Jokowi langsung mencari pihak yang mau membantu menyediakan dana untuk pembangunan permukiman tersebut. Mantan Walikota Surakarta ini sempat menyebut angka sebesar Rp 4 miliar untuk menata 85 rumah di RW 01, Tanah Tinggi. Jika begitu, estimasinya setiap rumah menghabiskan dana sekitar Rp 50 juta.

Selain karena bekas lokasi kebakaran, Tanah Tinggi dipilih menjadi percontohan program penataan kampung karena jumlah keluarganya hanya 85, lebih sedikit dibanding lokasi lain yang ditaksir berkisar 400-600 keluarga. Selain itu, seluruh rumah yang ditata telah bersertifikat dan tak bersengketa.

Setelah di Tanah Tinggi, program penataan kampung akan dilakukan di 38 lokasi lain. Sumber dananya melalui APBD DKI 2013, dan saat ini telah masuk proses lelang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com