"Tiga orang sudah kami tangkap. Salah satunya adalah aktor utamanya. Dua orang lagi masih kami periksa keterlibatannya. Mereka merusak dan menganiaya kader PPP yang berjaga di kantor itu," kata Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Ronald A Purba, Kamis (25/7/2013).
Menurut Ronald, pihaknya masih mengejar tujuh tersangka lainnya. Identitas mereka sudah diketahui oleh pihaknya. "Kami masih mengejar mereka. Identitasnya sudah kami kantongi. Perusakan kantor PAC PPP itu terkait proyek bukan politik," imbuhnya.
Ronald mengatakan, kejadian tersebut dipicu oleh adanya penghentian proyek galian kabel optik telepon milik FS di Jalan H Saman, Bhaktijaya, Sukmajaya, Kota Depok, oleh Mansyur sebagai ahli waris tanah dan Didik sebagai Ketua Ranting PPP Bhaktijaya.
Tanah tersebut diklaim milik Mansyur. FS yang merupakan pemilik tanah tempat tower telepon seluler berdiri mendapatkan informasi bahwa proyek pengerjaan penggalian kabel optik tersebut dihentikan oleh Mansyur, Didik, dan Saiful, sehingga FS merasa kesal. Hingga kemudian terjadi perusakan.
Sementara itu, Ketua DPC PPP Kota Depok Rusdi Maderi meminta tersangka lainnya segera ditangkap dan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.
"Betul yang sudah ditangkap itu aktor utamanya. Aktor utama itu ada hubungan keluarga dengan salah satu pengurus ranting PPP Kelurahan Bhaktijaya. Jadi ini masalah keluarga. Tapi kami ingin semua pelakunya ditangkap karena telah merusak kantor kami," tuturnya.
Rusdi menjelaskan, kronologi perusakan kantor PAC PPP Sukmajaya pada Selasa (23/7/2013) pukul 14.30 WIB tersebut berawal dari kedatangan sekelompok orang berpakaian serba hitam ke kantor PAC PPP itu. Mereka berteriak-teriak kemudian merobohkan baliho, pagar kantor, bendera, dan merusak kantor tersebut.
"Ada tiga yang dianiaya. Dua warga yang akan menolong kader kami yang saat itu sedang di dalam kantor. Seluruh kantor PAC PPP saat ini dijaga satgas dari Angkatan Muda Kabah (AMK). Ini bukan masalah politik. Kami tetap solid dan siap menyongsong pileg 2014," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.