Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Semurah Apa Pun Mobilnya, Saya Enggak Akan Sanggup Beli..."

Kompas.com - 13/09/2013, 16:25 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kebijakan mobil murah yang tengah digalakkan pemerintah tak serta-merta disambut hangat publik.

Sejumlah warga Rumah Susun (Rusun) Marunda misalnya. Mereka mengaku tak tergiur dengan iming-iming mobil murah yang ditawarkan pemerintah.

"Terserah, mau ada mobil murah kek, semurah apa pun juga saya enggak bakal sanggup beli," ujar Enci (70), warga Rusun Marunda, ditemui Kompas.com, Jumat (13/9/2013).

Diakui Enci, sedikit pun ia tak tergiur dengan tawaran mobil rakyat yang katanya murah itu. Bagi Enci, untuk memenuhi hidup sehari-hari saja, ia sudah cukup kelabakan, apalagi di usianya yang sudah tua.

Sikap apatis lainnya juga diutarakan Jamal (39), warga Rusun Marunda lainnya. Menurut Jamal, ketimbang menyediakan mobil murah untuk rakyat, pemerintah pusat seharusnya menyediakan transportasi massal yang murah untuk rakyat dan memperbaiki sarana transportasi angkutan umum.

"Kalau untuk fasilitas umum, saya sih setuju-setuju aja," ujarnya.

Isu soal mobil murah untuk rakyat kini memang tengah jadi perbincangan hangat. Pro kontra pun bermunculan. Banyak yang menilai program pemerintah yang diperkuat lewat Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2013 tentang insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) bagi produksi mobil ramah lingkungan, yang dirilis Juni 2013 lalu itu, dituding bakal menambah beban kemacetan di Ibu Kota.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tak begitu sreg dengan rencana itu. Bagaimana tidak, rencana pemerintah pusat itu justru berbenturan dengan program penanggulangan kemacetan yang tengah dijalankannya, yakni memperbaiki sarana publik agar publik beralih ke transportasi umum.  
 
Jokowi, begitu ia disapa, cukup sadar diri. Sebagai Gubernur, ia tak mungkin "melawan" kebijakan pemerintah. Ia pun mengaku tengah mempersiapkan sejumlah strategi untuk mengatasi kemacetan akibat kebijakan mobil murah ini. Di antaranya ialah melalui kebijakan ganjil-genap, penerapan pajak progresif, dan sistem jalan berbayar (ERP).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com