Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Polisi tentang Sulitnya Tertibkan Warga Waduk Ria Rio

Kompas.com - 27/09/2013, 13:38 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penataan kawasan Waduk Ria Rio, Pulogadung, Jakarta Timur, telah berlangsung selama lebih kurang enam bulan. Sedikit demi sedikit, kawasan waduk seluas 25,8 hektar itu telah menunjukkan wajah aslinya yang indah.

Namun, tak banyak yang tahu bahwa proses di balik penataan tersebut tak semulus yang dibayangkan. Ada ketegangan fisik, adu nyali, dan tensi tinggi. Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Mulyadi Kaharni menuturkan, kawasan sekitar Waduk Pluit merupakan permukiman kumuh yang ditinggali lebih dari 300 kepala keluarga. Pekerja kasar adalah profesi terbesar dari penduduk yang tinggal di tepi waduk. Sisanya anak-anak serta ibu rumah tangga biasa.

"Jadi bisa dibayangkan, bagaimana psikologis warga yang berada di sana," ujar Mulyadi kepada Kompas.com, Jumat (27/9/2013) pagi.

Sekitar dua bulan silam, sepucuk surat diterima Polres Metro Jakarta Timur. Surat yang kepalanya tertera lambang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meminta permohonan bantuan pengamanan dalam aksi penertiban kawasan waduk tersebut. Mulyadi langsung menerjunkan personelnya.

Tugas pertama yang dilakukan personelnya di sana adalah melaksanakan pendampingan terhadap petugas Wali Kota Jakarta Timur yang hendak melaksanakan pendataan penduduk. Puluhan pasang mata warga menatap sinis melihat jalannya proses pendataan warga tersebut.

Ketegangan memuncak pada awal September 2013 lalu ketika penataan taman dimulai oleh para pekerja. Sejumlah hambatan mulai dari pelemparan batu hingga intimidasi lain terjadi di sana.

"Pas kita mau kerja, ada organisasi pemuda, kita main halau-halauan. Terpaksa kita tongkrongin itu, anggota reserse kita siang dan malam di sana. Kalau enggak, enggak bisa kerja kita," ujarnya.

Mulyadi mengatakan, kelompok organisasi pemuda itu bersikukuh menjaga lahan yang diklaim oleh salah satu keluarga ahli waris. "Anggota kita bilang, 'Kalau kamu punya dokumen sah, silakan saja. Kalau enggak, ya sudah minggir dari sini'," kata Mulyadi.

Sempat terjadi konfrontasi dalam situasi tersebut sehingga memaksa petugas menciduk enam orang anggota ormas. Keenam orang tersebut hanya menjalani pemeriksaan serta pendataan di ruang Reskrim Polrestro Jaktim.

Kini, sisi selatan waduk tersebut telah mulai ditata. Mulyadi mulai mempersiapkan pola pengamanan pembukaan ruang publik yang baru itu. Hal ini mengingat maraknya aksi pencurian kendaraan bermotor, pencurian dengan kekerasan, serta pencurian kaca spion kendaraan yang marak terjadi di sana.

"Kita sudah berkomitmen dengan TNI dan Satpol PP untuk bahu-membahu mengamankan waduk ini. Akan ditempatkan 20 polisi, 10 satpol PP, serta 4 orang anggota TNI dari Koramil," kata Mulyadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Megapolitan
Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Megapolitan
Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Megapolitan
Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari 'Beban Mental'

Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari "Beban Mental"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com