Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trotoar di Jalan Gatsu Tak Aman bagi Kaum Difabel

Kompas.com - 04/10/2013, 17:08 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam beberapa bulan terakhir ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan pembenahan trotoar di sejumlah ruas jalan utama, salah satunya trotoar di sepanjang Jalan Gatot Subroto (Gatsu).

Trotoar dirancang untuk memfasilitasi warga berkebutuhan khusus atau difabel, seperti adanya tanda timbul bergerigi di bagian paving block warna kuning agar bisa dirasakan pejalan kaki tunanetra. Sayangnya, di sejumlah titik, fasilitas tersebut justru malah membahayakan mereka.

 

Alsadad Rudi Trotoar di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, yang terlalu tinggi dan tidak memiliki jalur landai di ujungnya. Hal ini tentu menyulitkan bagi para pengguna kursi roda

Bagaimana tidak, jalur trotoar yang memang digunakan khusus buat pejalan kaki tunanetra malah melewati tiang listrik dan pohon. Tentu saja, kondisi ini ibarat "ranjau" yang justru membahayakan mereka. Hal tersebut terlihat di kawasan trotoar depan Hotel Kartika, Gatot Subroto.

Tak hanya itu saja, trotoar masih tidak cukup nyaman bagi pengguna kursi roda karena tak memiliki jalur landai di ujung trotoar. Alhasil, hal itu akan mempersulit pengguna kursi roda melewati trotoar tersebut.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, Jumat (4/10/2013) sore, di sepanjang trotoar di kawasan sekitar Gedung BKPM, ujung-ujung trotoar justru memiliki tinggi 10-15 sentimeter. Hal ini tentu saja menyulitkan pengguna kursi roda.

Namun di sisi lain, hal itu menguntungkan pejalan kaki lainnya karena trotoar tidak dapat dilintasi pengguna sepeda motor.

"Memang serba salah juga. Motor susah naik tapi yang kursi roda pasti susah," ujar Ramdan (38), salah seorang warga yang kebetulan melintas di lokasi tersebut.

Hal yang sama juga dikatakan Ernita (43). Menurutnya, trotoar sebaiknya juga bisa memberi rasa aman dan nyaman bagi pengguna jalan lainnya. Sejauh ini, trotoar yang ada sudah sangat baik, meski masih banyak yang harus diperbaiki. 

"Permukaannya rata. Kalau untuk narik koper juga sudah enak. Terus sudah banyak bangku," ujarnya.

Selain di Jalan Gatot Subroto, pembenahan trotoar juga dilakukan di Jalan S Parman dan Jalan Sudirman. Pembenahan trotoar di Jakarta dimaksudkan untuk membuat nyaman para pejalan kaki demi mengurangi jumlah pengguna kendaraan bermotor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com