Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Tunggu Pemerintah Pusat soal Otoritas Transportasi

Kompas.com - 16/10/2013, 19:42 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tumpang tindih tanggung jawab antara pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kerap menjadi persoalan dalam pembangunan transportasi di area Jabodetabek. Pembangunan transportasi pun tidak merata.

Di satu sisi, Pemprov DKI telah menghidupkan mass rapid transit (MRT) dan monorel. Namun, pemerintah pusat sebaliknya. Monorel Bekasi-Tangerang hanya menjadi wacana.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, untuk memotong berbelitnya tanggung jawab, memang harus dibentuk badan otoritas yang mengurus pembangunan transportasi massal Jabodetabek.

"Makanya, perlunya OTJ (Otoritas Transportasi Jabodetabek) supaya jadi badan yang ngurus transportasi. Enggak kayak sekarang, yang ini DKI, yang ini pusat, ruwet," ujarnya di Balaikota Jakarta, Rabu (16/10/2013) sore.

Ide itu telah lahir saat rapat kerja antara Pemprov DKI, Wakil Presiden, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum, dan stakeholder lainnya pada awal 2013. Namun, pascapertemuan tersebut, tidak ada lagi pembahasan terkait OTJ. Proyek pembangunan transportasi di Jabodetabek seakan-akan dikelola oleh pemerintahan masing-masing.

Jokowi menjelaskan, saat ini angka pergerakan penduduk di Jakarta mencapai 20 juta. Jokowi pun memprediksi angka itu terus merangkak naik pada tahun mendatang, mengingat pertumbuhan properti di daerah tepi Jakarta sangat pesat.

"Oleh sebab itu, dengan OTJ dibangunnya merata. Di Jakarta ada monorel, greenline dan blueline, bus pengumpangnya transjakarta dan bus sedang, dan monorel Bekasi-Tangerang itu, baru efektif itu," lanjut mantan Wali Kota Surakarta tersebut.

Ia pun tetap berharap pemerintah pusat tetap membahas pembentukan OTJ tersebut. Tentu, sambil melakukan pembenahan transportasi di DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com