Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Banjir Mulai Terjangkit Kutu Air

Kompas.com - 18/01/2014, 19:12 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Posko Kesehatan yang didirikan Puskesmas Tanah Abang mencatat penyakit yang paling banyak diderita para korban banjir di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat adalah gatal-gatal.


Dalam satu hari, salep pereda gatal yang ada di posko itu habis diberikan kepada para pengungsi.

Evita Yulvanida, perawat Puskesmas Tanah Abang yang berjaga di posko kesehatan menjelaskan, hari ini sudah ada 84 orang yang mendatangi posko kesehatan.

"Yang paling banyak dikeluhkan adalah diare dan kutu air gatal-gatal," ucap Evita saat dijumpai di lokasi pengungsian Masjid Al-Ikhlas, Petamburan, Sabtu (18/1/2014).

Menurut Evita, orang dewasa lebih banyak terserang penyakit. Dari jumlah korban banjir yang melapor ke posko kesehatan, hanya ada 27 orang anak-anak di bawah 12 tahun yang berobat.

Anak-anak, kata Eva, juga banyak yang terserang kutu air. "Dalam sehari, stok kita salep pereda gatal habis semua. Tadi ada 20 orang yang minta salep," ujarnya.

Dia menjelaskan, kutu air ini memang penyakit langganan ketika banjir datang. Apalagi, kata Eva, banyak warga yang masih bertahan di rumahnya meski banjir.

Selain itu, banyak pula warga yang lebih suka main air. "Padahal, air banjir itu kan kotor. Jadi karena inilah banyak yang gatal-gatal," imbuh Eva.

Rencananya, posko kesehatan Petamburan akan buka 24 jam dan berlangsung hingga para pengungsi meninggalkan tempat pengungsian.

Bayi 18 hari sakit
Posko Kesehatan Petamburan juga mendapat satu kasus khusus di mana seorang bayi berusia 18 hari terserang penyakit diare. Bayi itu kemudian dirujuk ke RS Pelni.

Menurut Evita, seluruh korban banjir yang terpaksa dilarikan ke rumah sakit tidak akan dipungut biaya sedikit pun.

Dia menjelaskan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat sudah menelepon langsung direksi RS Pelni untuk memprioritaskan penanganan pasien korban banjir dan membebaskan biaya mereka. Akan tetapi, ayah dari bayi itu tiba-tiba kembali mendatangi Evita dan bertanya.

Ayah bayi itu mengaku tidak bisa mendapatkan kamar rawat bagi anaknya karena tidak membawa dokumen BPJS Kesehatan. "Saya nggak dapat kamar karena nggak ada dokumen. Dokumen sih ada, tapi ada di rumah yang lagi banjir," keluhnya.

Evita menuturkan seharusnya RS Pelni tidak mempersulit warga korban banjir. Dia pun memberikan nomor teleponnya kepada pria itu supaya bisa langsung menghubungi jika rumah sakit kembali mempersulit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com