Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terminal Lebak Bulus Ditutup, Karyawan PO Bus Sebut Jokowi Kejam

Kompas.com - 22/01/2014, 20:43 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Koperasi Karyawan Bis Antarkota (Kowanbisata) Lebak Bulus Sumardi mengaku terkejut setelah mengetahui bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menutup Terminal Bus Antarkota Antarprovinsi Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Penutupan itu, kata Sumardi, dilakukan tanpa sepengetahuan perusahaan otobus (PO) antarkota antarprovinsi di sana.

Menurut Sumardi, Terminal Lebak Bulus merupakan satu-satunya terminal bus di Jakarta Selatan dan menempati lokasi yang strategis serta memadai untuk banyak orang. "Saya enggak habis pikir, pemerintah, Pak Gubernur Jokowi kejam. Kami sakit hati di bawah kepemimpinan Jokowi," kata Sumardi sambil terisak menangis dalam diskusi Terminal Lebak Bulus oleh Dewan Transportasi Kota Jakarta, Rabu (22/1/2014).

Sumardi mempertanyakan surat keputusan maupun Instruksi Gubernur DKI atas penutupan terminal tersebut. Menurut dia, sebelum Terminal Lebak Bulus ditutup, Jokowi dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta seharusnya berkomunikasi dengan perusahaan otobus di sana. Beberapa waktu lalu, Kowanbisata pernah datang ke Balaikota Jakarta untuk bertemu dengan Jokowi. Dari hasil pertemuan tersebut, Kowanbisata menerima rencana penutupan terminal asalkan Pemprov DKI memberikan solusi untuk mereka.

Namun, ternyata penutupan terminal dilakukan pada Sabtu (18/1/2014) dini hari dan tanpa sepengetahuan pengusaha bus. Kini Sumardi bersama sesama karyawan perusahaan bus sering "kucing-kucingan" dengan polisi dan petugas Dishub DKI. Bus-bus mereka sering mencari penumpang di pompa bensin dekat terminal. Namun, polisi merazia mereka dan menurunkan penumpang kembali.

"Penutupan ini perintah Gubernur atau Udar Pristono (Kepala Dishub DKI)? Makanya, saya bilang penutupan terminal ini cacat secara hukum, saya bisa tuntut Jokowi," kata Sumardi.

Sebelumnya, Kepala Dishub DKI Jakarta Udar Pristono mengklaim telah melakukan sosialisasi selama satu tahun tentang rencana tersebut. Pristono mengatakan, para pedagang di terminal itu akan dialihkan ke pasar terdekat. Adapun penjual tiket merupakan tanggung jawab perusahaan bus.

Bus-bus AKAP dialihkan ke Terminal Kalideres, Pulogadung, dan Rambutan. Pengalihan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. Pristono mengatakan, pendekatan tersebut telah berhasil mengalihkan seratusan perusahaan bus AKAP. Dari awalnya 135 PO sekarang tinggal 15 PO yang masih bertahan.

"Sekarang kita lakukan penegakan hukum kepada bus-bus AKAP agar tidak masuk ke dalam Terminal Lebak Bulus. Mereka diawasi dari Tol TB Simatupang. Kalau melanggar, kita tindak secara hukum," kata Pristono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com