Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Jaktim Klaim Warga Bantaran Ciliwung Mau Direlokasi

Kompas.com - 23/01/2014, 07:59 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Wali Kota Jakarta Timur HR Krisdianto mengklaim semua warga yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung bersedia direlokasi ke rumah susun sewa sederhana. Keyakinan itu berdasarkan proses sosialisasi yang telah dilaksanakan jajarannya sejak sekitar enam bulan lamanya.

"Sosialisasi sudah dilakukan, sudah enggak ada masalah. Mereka semua mau, kok," ujar Krisdianto kepada Kompas.com ketika ditemui di Balaikota, Jakarta, pada Rabu (22/1/2014).

Di Jakarta Timur, ada tiga wilayah yang menjadi sasaran relokasi, yakni Cawang, Bidaracina, dan Kampung Melayu. Total yang akan direlokasi sekitar 6.790 kepala keluarga.

Selama enam bulan sebelumnya, kata Krisdianto, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Suku Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) Jakarta Timur, lurah, camat, RW, hingga RT telah terjun langsung ke sejumlah wilayah tersebut.

Para petugas menyosialisasikan lahan mana saja yang akan kena proyek normalisasi Sungai Ciliwung, yakni 15 meter ke sisi kiri dan 15 meter lagi ke sisi kanan aliran sungai. Selebihnya, tetap boleh ada permukiman warga. Hanya saja, komunikasi dengan warga itu belum menyentuh soal harga ganti rugi lahan tersebut.

"Masalah harga belum. Kita akan memakai sistem appraisal price (patokan harga pasar). Kalau sepakat, ya selesai. Pagunya juga sudah disiapkan, saya lupa berapa tepatnya," lanjut Krisdianto.

Sistem relokasi di bantaran Sungai Ciliwung adalah bagi warga yang memiliki sertifikat lahan, akan diganti sesuai dengan harga pasar. Adapun warga yang tidak memiliki sertifikat lahan akan direlokasi ke rumah susun sewa sederhana (rusunawa).

Kepala Dinas Perumahan dan Bangunan Pemerintah DKI Jakarta Yonathan Pasodung menjelaskan, rusunawa yang disiapkan bagi warga bantaran sungai yang akan direlokasi yakni Cipinang Besar Selatan sebanyak 200 hunian, Rusun Komarrudin Pulogebang sebanyak 400 hunian, Rusun Jatinegara Kaum sebanyak 200 hunian, dan Rusun Jatineraga Barat sebanyak 500 hunian.

"Hanya saja, di Rusunawa Jatinegara Barat belum jadi dan masih dalam proses pembangunan. Jadi kita menunggu rusun di sana itu jadi dulu, baru kita relokasi masyarakat," ujar Yonathan.

Sebelumnya diberitakan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memastikan proyek penataan Sungai Ciliwung akan dioptimalkan tahun 2014 ini. Jika tahun 2013 proyek penataan hanya sebatas normalisasi aliran, tahun ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mulai merelokasi ribuan warga di bantaran ke rusunawa.

"Kita harus selesaikan akar masalahnya. Kalau tidak, setiap tahun kita ndak maju-maju. Urus pengungsi terus, urus logistik terus, urus perahu karet terus. Mereka harus dipindah," tegas Jokowi saat memberikan pengarahan kepada lurah, camat, Kasudin, dan Kadis di Balaikota, beberapa waktu yang lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Ibu di Bekasi Cabuli Anak Kandungnya Sendiri, Polisi Tangkap Pelaku

Viral Video Ibu di Bekasi Cabuli Anak Kandungnya Sendiri, Polisi Tangkap Pelaku

Megapolitan
Pemprov DKI Sediakan 4 Rute Khusus Transjakarta Menuju PRJ Kemayoran, Ini Rinciannya

Pemprov DKI Sediakan 4 Rute Khusus Transjakarta Menuju PRJ Kemayoran, Ini Rinciannya

Megapolitan
Jakarta Fair 2024, 2.550 Perusahaan Bakal Pamer Produk Unggulan

Jakarta Fair 2024, 2.550 Perusahaan Bakal Pamer Produk Unggulan

Megapolitan
Datangi Warga Eks Kampung Bayam di Huntara, Jakpro Janjikan Pekerjaan di JIS

Datangi Warga Eks Kampung Bayam di Huntara, Jakpro Janjikan Pekerjaan di JIS

Megapolitan
Polisi Ungkap Kondisi Psikologis Dua Anak Korban Pemerkosaan Ayah Tiri di Cipayung Membaik

Polisi Ungkap Kondisi Psikologis Dua Anak Korban Pemerkosaan Ayah Tiri di Cipayung Membaik

Megapolitan
Galian Saluran Air di Cipulir Makan Badan Jalan, Jalan Ciledug Raya Jadi Macet

Galian Saluran Air di Cipulir Makan Badan Jalan, Jalan Ciledug Raya Jadi Macet

Megapolitan
Dua Anak Korban Pemerkosaan Ayah Tiri di Cipayung Sudah Kembali Bersekolah

Dua Anak Korban Pemerkosaan Ayah Tiri di Cipayung Sudah Kembali Bersekolah

Megapolitan
Tolak Tapera, Buruh: Gaji Dipotong Tiap Bulan, Hasilnya Tak Bisa Langsung Dinikmati

Tolak Tapera, Buruh: Gaji Dipotong Tiap Bulan, Hasilnya Tak Bisa Langsung Dinikmati

Megapolitan
Digelar 33 Hari, Jakarta Fair 2024 Dibuka mulai 12 Juni hingga 14 Juli

Digelar 33 Hari, Jakarta Fair 2024 Dibuka mulai 12 Juni hingga 14 Juli

Megapolitan
Pengeroyokan Pelajar Paket B di Kemang Diduga Dipicu karena Permasalahan Asmara

Pengeroyokan Pelajar Paket B di Kemang Diduga Dipicu karena Permasalahan Asmara

Megapolitan
Enggan Pindah ke Rusun Nagrak, Warga Kampung Bayam: Jauh dan Tak Ada Lahan Pertanian

Enggan Pindah ke Rusun Nagrak, Warga Kampung Bayam: Jauh dan Tak Ada Lahan Pertanian

Megapolitan
Warga Eks Kampung Susun Bayam Pertanyakan Kepastian Pemprov DKI soal Pembangunan Rusun Baru

Warga Eks Kampung Susun Bayam Pertanyakan Kepastian Pemprov DKI soal Pembangunan Rusun Baru

Megapolitan
Curhat Gen Z Pencari Kerja di PS Store: Capek dan Takut 'Ditikung' Orang Dalam

Curhat Gen Z Pencari Kerja di PS Store: Capek dan Takut "Ditikung" Orang Dalam

Megapolitan
Pelajar Paket B yang Tewas Dikeroyok di Kemang Akan Dimakamkan Hari Ini di TPU Kampung Kandang

Pelajar Paket B yang Tewas Dikeroyok di Kemang Akan Dimakamkan Hari Ini di TPU Kampung Kandang

Megapolitan
Jakpro Bakal Beri Pelatihan Kerja, Warga Eks Kampung Bayam: Jangan Janji Terus Meleset Lagi

Jakpro Bakal Beri Pelatihan Kerja, Warga Eks Kampung Bayam: Jangan Janji Terus Meleset Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com