Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Ambil Proyek Bank Dunia

Kompas.com - 02/05/2014, 20:57 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana mengambil alih proyek pengerukan kali dengan dana pinjaman Bank Dunia. Pengambilalihan ini terkait perubahan perjanjian kerja sama target penyelesaian proyek. Ada dua dari tujuh paket proyek yang menurut rencana diambil alih dan dikerjakan menggunakan pola baru.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI Jakarta Andi Baso mengatakan, dana pinjaman Bank Dunia yang terpakai DKI akan dikembalikan. ”Langkah ini memungkinkan karena kemampuan APBD DKI sudah cukup. Kami akan kerjakan proyek pengerukan kali itu dengan pola DKI sendiri,” kata Andi, Kamis (1/5), di Jakarta.

Sebelumnya, Bank Dunia menyetujui bantuan pengerukan kali sekitar Rp 1,5 triliun melalui proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI). Dari jumlah itu, Rp 800 miliar dikelola Kementerian Pekerjaan Umum, sementara Rp 700 miliar dikelola Pemprov DKI Jakarta.

Walau terikat perjanjian kerja sama, menurut Andi, pengembalian utang Bank Dunia bisa dilakukan. ”Sejauh untuk kepentingan masyarakat luas, tidak ada yang tidak bisa dilakukan,” kata Andi. Rencana perubahan kontrak kerja sama dengan Bank Dunia disampaikan Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.

Menurut Basuki, Pemprov DKI ingin mempercepat target pengerukan yang semula lima tahun menjadi dua tahun. Dua paket proyek yang akan diambil alih itu adalah paket 4, yakni pengerukan Kali Sentiong Sunter, Waduk Sunter Utara, Waduk Sunter Selatan, dan Waduk Sunter Timur 3. Berikutnya paket 7, yaitu pengerukan Kali Grogol Sekretaris, Kali Jelakeng, Kali Pakin, Kali Besar, dan Kali Krukut Cideng. DKI sudah mengerjakan proyek penataan Kali Sentiong dan Kali Pakin dengan dana pinjaman tersebut.

Jaga kepercayaan

Menanggapi rencana DKI memutus pinjaman Bank Dunia, anggota DPRD DKI Jakarta, M Sanusi, menyayangkannya. Keputusan memutus pinjaman Bank Dunia merupakan rencana gegabah. ”Rencana ini sudah bertahun-tahun dibuat. Pihak Bank Dunia, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Pemprov DKI sudah membahasnya. Mengapa DKI sendiri yang berniat memutus,” kata Sanusi.

Menurut Sanusi, pinjaman Bank Dunia tidak hanya terkait nilai dana, tetapi juga terkait komitmen kerja sama. Jika DKI mengembalikan pinjaman tersebut, kepercayaan Bank Dunia bakal hilang.

”Mungkin dampaknya tidak saat ini, tetapi ke depan saat kita membutuhkan bantuan pinjaman bisa kesulitan. Lebih baik menjaga kepercayaan itu daripada mengembalikan dana pinjaman,” kata Sanusi.

Satu hal yang tidak boleh dilupakan Pemprov DKI adalah pemutusan kerja sama dengan Bank Dunia harus melalui persetujuan DPRD. Sebab, proses penerimaan bantuan tersebut sebelumnya lewat persetujuan DPRD.

Uchok Sky Khadafi, Direktur Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran, menilai, pengembalian dana pinjaman ini akan berdampak pada pengurangan kontribusi Bank Dunia terhadap proyek-proyek di Jakarta.

Dia menyarankan Pemprov DKI agar mengkaji ulang percepatan target program pengerukan kali dari lima tahun menjadi dua tahun. Keputusan menghentikan bantuan Bank Dunia bisa membuat citra Indonesia buruk di mata dunia.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Manggas Rudy Siahaan yakin revisi kontrak kerja sama ini tidak akan menimbulkan dampak serius bagi kepentingan Pemprov DKI Jakarta. (NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com