Kepala Suku Dinas Pendidikan Dasar Jakarta Timur, Nasrudin mengungkapkan, pihaknya menemukan beberapa poin dalam pemeriksaan yang dilakukan terhadap guru dan kepala sekolah.
Pertama, kepala sekolah tidak berada di tempat karena sakit. "Pada saat kejadian Kepala Sekolah sedang sakit sehingga tidak masuk dan tidak ada di tempat. Tapi ada surat dokter," kata Nasrudin saat ditemui di sekolah tersebut, Selasa (6/5/2014).
Nasrudin menambahkan, setelah dipukuli Renggo masih tetap melanjutkan kegiatan belajar mengajar di sekolah. "Korban kembali belajar di kelas dan kondisinya normal. Pulang sekolah juga normal. Sehingga guru tidak ada yang tahu (adanya pemukulan)," ujar Nasrudin.
Temuan selanjutnya, para guru di sekolah tersebut tidak melakukan pengawasan pada jam istirahat. Menurutnya, para guru saat kejadian berada di ruang kantor. Padahal, lanjut Nasrudin, jika mengetahui pimpinannya (kepala sekolah) tidak masuk, guru harus berperan lebih untuk melakukan pengawasan.
Hal ini yang menurutnya telah terjadi kelemahan pengawasan sekolah sehingga terjadinya kasus tersebut. "Tentu guru harus lebih waspada karena saat itu tidak ada pimpinan," ujarnya.
Menurut Nasrudin, sudah lama dibentuk piket khusus yang membagi tugas guru untuk melakukan pengawasan pada waktu istirahat sekolah. Sebab, jam-jam tersebut merupakan momentum rawan karena siswa bisa berada di mana saja.
"Ada piket khusus pada jam istirahat. Sebenarnya ini sudah lama. Tapi kita akan bentuk lagi. Jadi pada jam istirahat, guru yang piket khusus itu seharusnya berkeliling di sekolah melakukan pengawasan. Kevdepan ini kita akan atur lagi," jelas Nasrudin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.