"Pemasangan Water Treatmant (Kosasih) tujuannya guna menurunkan tingkat kekeruhan air di Kali PHB Abdul Muis menjadi bersih dan bening," ujar Herning kepada wartawan di Jakarta, Jumat (9/5/2014).
Herning mengatakan, pemasangan Kosasih di kali PHB Abdul Muis dapat menurunkan tingkat kekeruhan dari 2.000 NTU menjadi di bawah 2 NTU. Kadar ini juga menurunkan Chemical Oxygen Demand (COD) dari 32 mg/liter menjadi 28 mg/liter.
Pencapaian ukuran tersebut, kata Herning, menandakan air kali dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti mandi dan mencuci. Namun, air tersebut belum dapat dikonsumsi untuk warga.
Herning menuturkan, sistem kerja dari Unit Water Treatment ini mulai dari penyedotan air kali yang kotor. Kemudian, air kali akan melalui tiga tahap penyaringan yang memisahkan air dan sampah. Setelah itu, air yang telah terpisah dengan sampah disaring dengan unit penyaring kedua, yaitu penyaring yang lebih halus. Dalam penyaringan kedua ini memasuki proses air bersih dan bening.
"Lalu, air yang lebih bersih dari sebelumnya dialirkan kembali ke saluran sehingga kali tersebut menjadi bersih, jernih dan dapat dijadikan tempat ikan air tawar," kata Herning.
Di waktu yang bersamaan, Wali Kota Jakarta Pusat Saefullah mengatakan, Kosasih bermanfaat sangat besar bagi warga Jakarta Pusat. Sebab, kondisi air yang bening kelak bisa diambil warga untuk keperluan masing-masing. Sebab, selain dapat diambil untuk mandi dan mencuci, air kali PHB dapat pula menjadi tempat hidup ikan air tawar seperti ikan lele dan nila.
"Sebagai bukti hari ini saya akan menyebar ikan air tawar jenis lele dan nila sebanyak 10.000 ekor ikan," kata Saefullah.
Sementara itu, kerja Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat dalam menciptakan lingkungan bersih mendapat apresiasi dari Asdep Pengendalian Pencemaran Manufaktur Kementerian Lingkungan Hidup Sulis Setiawati. Sulis mengatakan, munculnya Kosasih salah satu langkah yang sangat besar. Masyarakat diharapkan dapat belajar mengubah perilaku sehari-hari untuk peduli terhadap lingkungan, salah satunya dengan tidak membuang sampah di kali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.