JAKARTA, KOMPAS.com —Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyayangkan sikap dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK, yang saling klaim memenangkan Pilpres 2014. Sebab, hal ini dinilai Basuki dapat memicu konflik para pendukungnya. Sebagai kepala daerah, ia tetap harus menjaga stabilitas keamanan Ibu Kota.
"Sikap seperti ini bisa memberi potensi konflik kalau keduanya tidak ada yang mau mengalah. Saya minta Biro Kesbangpol (Kesatuan Kebangsaan Politik) untuk mengawasi kemungkinan gesekan ini," kata Basuki, di kediamannya, di Pantai Mutiara, Jakarta, Rabu (9/7/2014).
Ia menilai, seharusnya kedua pasangan calon tidak saling mengklaim kemenangan serta lebih memilih untuk menunggu hasil hitung KPU. Namun, Basuki menyadari dia tidak memiliki wewenang untuk memberi imbauan kepada Jokowi maupun Prabowo. Sebab, pihak yang dapat mengimbau hal tersebut adalah Presiden RI.
Kader Partai Gerindra itu juga mengaku kebingungan melihat partnernya saat memimpin Ibu Kota, Jokowi, yang membacakan hasil survei dan mengklaim kemenangan dari hitung cepat. Sebab, saat Pilkada 2012 lalu, setelah hasil hitung cepat keluar, Jokowi mengimbau kepada warga dan relawan untuk menunggu hasil real count KPU serta tetap menjaga suara agar tidak dicurangi.
"Jarang sekali loh Pak Jokowi baca-baca pidato kemenangan begitu. Pas Pilkada DKI dulu kan enggak seperti itu. Dia saat itu bilang mensyukuri hasil quick count dan menunggu hasil penghitungan KPU," ujar Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.