JAKARTA, KOMPAS.com - Para nelayan di Kampung Nelayan Cilincing dan Kalibaru mengaku resah dengan adanya pembatasan solar bersubsidi per tanggal 4 Agustus kemarin. Bahkan beberapa nelayan juga sempat marah-marah karena tidak bisa membeli solar di Stasiun Pengisian Diesel Nelayan (SPDN).
Tomi (43) salah seorang nelayan menuturkan dirinya sangat terbebani dengan adanya pembatasan solar. Terlebih selama ini untuk bisa membeli solar dibatasi dan harus memiliki surat langganan terlebih dahulu.
"Kalau bisa jangan dibatasi, apalagi kami para nelayan pendapatan sangat kecil sekali. Selama ini kami bila ingin membeli solar pun harus mempunyai surat langganan," ungkap Tomi di Kampung Nelayan Cilincing, Selasa (5/8/2014).
Hal senada diungkapkan nelayan yang juga bekerja sebagai pengecer solar, Arman (42), ia sangat tidak terima dengan adanya kebijakan tersebut. Ia juga berharap solar bersubsidi ditambah lagi. Bahkan, lanjut ia, selama ini ia juga sudah mengurus surat pengguna langganan di SPDN tersebut, namun hingga saat ini suratnya tak kunjung selesai.
"Kalau bisa ya jangan dibatasi, saya saja ngurus surat langganan sampai saat ini belum kelar," ucapnya.
Sementara itu Prabu (32) seorang petugas SPDN menuturkan adanya pembatasan 20 persen dari pemrintah memperketat jual beli solar di SPDN. "Jadi mereka yang tidak mempunyai surat pengguna langganan atau kartu pass tidak akan kami berikan solar," ujarnya.
Adapun di SPDN tersebut setiap bulannya terdapat 12 tangki. Namun untuk saat ini akan dibatasi 20 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.