Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan Solar Subsidi di Jakpus Rugikan Angkutan Umum dan Penumpang

Kompas.com - 07/08/2014, 10:22 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) yang juga pengamat transportasi, Azas Tigor Nainggolan, menilai kebijakan pemerintah dalam menerapkan kebijakan tidak menjual solar subsidi di Jakarta Pusat, mengorbankan angkutan umum dan penggunanya.

"Trayek metromini saya P17 jurusan Senen-Manggarai,  kebijakan pengendalian tersebut ngaco karena justru yang dirugikan rakyat kecil pengguna angkutan umum," ujar Tigor kepada Kompas.com, Kamis (7/8/2014).

Tigor menuturkan, pengurangan subsidi BBM melalui peniadaan solar subsidi tersebut tidak ada efeknya. Hal ini malah menyulitkan pengguna dan sopir angkutan umum yang notabene rakyat kecil.

Tigor mengatakan, beberapa sopir angkutan umum sudah mengeluhkan kebijakan ini. Mereka, ungkap Tigor, mengaku sulit mencari solar di stasiun pengisian bahan bakar umum milik Pertamina di daerah Jakarta Timur. Sebab trayek angkutan yang dominan di Jakarta Pusat mengharuskan mereka mengisi di wilayah lain.

"Susah loh. Mereka harus mencari ke SPBU di Jaktim karena SPBU Jakpus tidak jual solar bersubsidi. Rute Kramat ke Cikini, sekarang muter-muter buat cari solar subsidi," ucap Tigor.

Tigor menyatakan, seharusnya pemerintah bukan mengendalikan kebijakan seperti itu. Pembangunan subsidi dicabut, kata dia, menjadikan orang berpikir untuk beralih ke kendaraan pribadi bukan lagi menggunakan angkutan umum. 

Dalam hal subsidi ini, ucapnya, pemerintah seharusnya menekan kepada pengguna kendaraan pribadi bukan angkutan umum. Ia melanjutkan, lebih baik pemerintah mencabut saja subsidi BBm dan mengalihkan kepada pembangunan infrastuktur, sistem angkutan umum, dan industri.

"Harusnya ini kita bangun dari mimpi. Selama ini kita mimpi subsidi BBM. Kurangi subsidi BBM, jelas itu kebijakan bodoh," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Perempuan di Kemayoran Layani 'Open BO' Berujung Disekap Pelanggan yang Dendam

Nasib Perempuan di Kemayoran Layani "Open BO" Berujung Disekap Pelanggan yang Dendam

Megapolitan
Anak Bunuh Diri Bisa Diantisipasi…

Anak Bunuh Diri Bisa Diantisipasi…

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com