Kursi yang akan ditinggalkan Basuki tersebut masih menjadi perebutan antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Gerindra, dua partai yang dulu bersama-sama mengusung Jokowi dan Basuki dalam Pemilu Gubernur DKI pada 2012.
Basuki mengaku tak mau pusing soal belum ada kepastian soal pendampingnya kelak saat memimpin Jakarta. "Terserah pada PDI-P dan Gerindra, bisa menyelesaikan masalah atau tidak," ujar Basuki di Plaza Mandiri, Jakarta, Jumat (12/9/2014).
Menurut Basuki, dia hanya akan menunggu surat datang ke mejanya soal pengisi kursi wakil gubernur itu. "Kita tunggu suratnya saja, tunggu apakah PDI-P dan Gerindra bisa selesai," ujar dia.
Dikejar lebih lanjut tentang siapa bakal calon yang namanya sudah bermunculan di media massa, Basuki menolak memperkirakan siapa yang akan diusung PDI-P dan Gerindra.
"Mana tahu. Tunggu surat masuk dulu. Kalau sudah baru kita pikirin," tepis Basuki. "Kesusahan sehari cukup sehari. Gak usah mikirin kesusahan besok-besok lah."
Seperti diberitakan sebelumnya, PDI-P dan Gerindra saling menyatakan paling berhak menempatkan pilihannya menjadi orang nomor dua di Jakarta.
Jokowi yang lengser dari Gubernur karena menjadi presiden terpilih, merupakan alasan PDI-P berkeras menginginkan posisi wagub sebagai pendamping Basuki yang adalah orang Gerindra.
Adapun dasar bagi Partai Gerindra bersikukuh adalah perjanjian politik pada pemilu gubernur yang menyatakan posisi wakil gubernur adalah untuk Gerindra.
(Taufik Ismail/Hasanudin Aco)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.