Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plus dan Minus Karakter Ahok dari Tulisan Tangannya

Kompas.com - 13/09/2014, 10:00 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Plus dan minus karakter Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama terbaca gamblang dari tulisan tangannya. Analisis grafologi mendapati konsistensi hal-hal positif di tulisan tangan Basuki dengan tanda tangan yang sudah lebih dulu dianalisis memakai metode yang sama.

"Dulu saya pernah dapat tulisan Ahok, tetapi lebih pendek dari tulisan yang sekarang," kata grafolog Deborah Dewi, saat dihubungi, Jumat (12/9/2014) malam. Dari dua tulisan yang dia dapatkan dalam jeda sekitar satu tahun itu, Deborah mengatakan, Basuki sudah menjadi orang yang "lebih baik".

"Sekarang dia lebih banyak empati," sebut Deborah. Pada dasarnya, kata dia, Basuki adalah orang yang "tertib norma", lebih peduli pada benar atau salah daripada soal urusan perasaan orang lain. Bahkan, imbuh dia, Basuki merupakan sosok orang yang memilih mengikuti apa yang benar sekalipun hal itu tak enak buat dia sendiri.

Dengan dasar "tertib norma" yang masih tetap kental, lanjut Deborah, tulisan tangan Basuki menunjukkan lelaki ini sekarang lebih punya keinginan untuk "melayani orang".

Plus dan minus

Menurut Deborah, ada plus dan minus dari karakter Basuki yang terbaca dari tulisan tangannya. Basuki, sebut dia, adalah orang berkarakter high risk, high profit, tetapi sangat terkendali oleh kesadarannya atas norma.

Dari tulisan yang sama, imbuh Deborah, Basuki terlihat punya kelemahan soal pengorganisasian yang terstruktur dan sistematis serta persoalan terkait detail. Namun, kelemahan Basuki ini sekaligus menjadi keuntungan saat dia sebagai pemimpin dibutuhkan membuat kebijakan taktis yang biasanya tak bisa dilakukan oleh orang yang sistematis dengan kecenderungan kaku.

"Kelemahan soal sistematis dan detail ini akan bagus bila menjadi kesadaran bagi Ahok untuk mendapatkan dukungan tim yang punya kemampuan mengontrol detail," ujar Deborah. Apalagi, imbuh dia, dua kelemahannya itu pun pada dasarnya bisa menjadi faktor positif bila dilihat pada karakter Basuki yang tak bertele-tele dan bicara hal-hal substantif.

Deborah memastikan ada banyak kelebihan karakter Basuki bila ditilik dari tulisan tangannya. Satu hal yang belum bisa dia pastikan lewat metode analisis tulisan tangan ini adalah soal skala prioritas. "Sampel ini pakai kertas bergaris. Kalau di kertas polos tetap sama, terbaca dia ada kesulitan soal skala prioritas, banyak 'tabrakan'."

Soal kelebihan, Deborah menyebutkan, salah satunya adalah rendahnya kebutuhan ego Basuki. "Dia tak butuh pembuktian diri. Dia dikendalikan norma sekalipun rebel. Ketika ada hal yang melanggar norma, dia berani take the risk."

Karakter dasar Basuki yang tertib norma, tegas Deborah, menutupi beberapa kelemahan yang terbaca. "Untuk posisi pemimpin, ini bagus," ujar dia.

Melengkapi analisis tanda tangan

Sebelumnya, Deborah sudah terlebih dahulu menganalisis tanda tangan Basuki yang dia temukan punya kemiripan dengan tanda tangan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil. "Kalau tanda tangan itu menunjukkan public image yang ingin ditampilkan, tulisan tangan menunjukkan dirinya seutuhnya," ujar dia.

Salah satu analisis yang lebih dahulu ditemui dari tanda tangan Basuki adalah sikapnya yang ramah terhadap publik. Tulisan tangan Basuki menunjukkan keramahan Basuki tak akan membuatnya terjebak pada keinginan "menjilat" orang karena karakter dasarnya terbaca sebagai orang yang tertib norma.

Sebaliknya, Deborah berpendapat, dari tulisan tangan Basuki ini terlihat bahwa lelaki tersebut bukan tipikal pemimpin yang suka marah-marah tanpa sebab. "Dia tak akan peduli bahkan ketika dihina, malah cengengesan. Tapi kalau ada norma dilanggar, baru dia akan marah luar biasa," kata dia.

Dari analisis ini, Deborah mengatakan, kemarahan Basuki harus dicermati dari sisi penyebabnya. "Dia akan selalu ramah ke orang sepanjang tak ada pelanggaran norma," kata dia menganalisis.

Optimisme yang terbaca dari tanda tangan Basuki, Deborah temukan pula dari tulisan tangan yang dia analisis. "Goal-nya tinggi, sinkron dengan tanda tangan yang memperlihatkan dia orang optimis," sebut dia.

Kalaupun ada orang melihat tindakan Basuki muluk-muluk, menurut Deborah, langkah itu sudah dihitung risikonya dan dalam kendali norma. "Dia berani ambil risiko, tetapi semua dikendalikan oleh kepatuhan atas norma."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com