Andrea dan Amot, panggilan akrabnya, mendirikan ISIS sebagai sebuah label busana siap pakai yang berbasis di Jakarta. Sebagai label busana, ISIS sudah berdiri sejak tahun 2010 lalu, jauh sebelum kelompok teroris ini mulai tenar. Nama ISIS dipilih karena melambangkan seorang dewi yang cantik dan ramah dalam mitologi Mesir Kuno.
"Sejujurnya, ketika mereka muncul (kelompok ISIS, red), kami agak gimana gitu. Tapi ini adalah bukti bahwa fashion itu tidak untuk semua orang," kata Amot.
Fashion tidak untuk semua orang. Semua orang yang mengenal fashion di Jakarta pasti bisa membedakan mana ISIS sebagai label fashion dengan kelompok teroris. Namun mereka mengaku beruntung karena tidak ada pelanggannya yang terpengaruh dengan makna ISIS yang menjadi buruk.
"Sebenarnya agak terganggu sih. Tetapi karena ada kejadian ini, kami justru jadi ingin membuktikan bisa membuat sesuatu yang terdengar negatif jadi positif. Salah satunya lewat fashion," tambah Andrea.
Lewat fashion, Andrea dan Amot berkarya menghasilkan aneka kreasi busana siap pakai untuk masyarakat. "Tujuan kami hanya ingin bisa memenuhi semua kebutuhan dan gaya orang dalam hal fashion," ujarnya.
Mereka mengatakan, kesamaan nama ini juga tak lantas memengaruhi penjualan dan permintaan busana mereka. "Alhamdulillah market tidak terpengaruh. Fashion is fashion," tutur Amot.
Bersama besarkan ISIS
Helaian kain hitam yang dipadu dengan potongan kain motif army, mini dress ber-cutting longgar dengan belt dan bentuk lengan baju bergaya kimono, dan kemeja pria semi formal dengan padu pada motif menjadi gaya busana yang diusung Andrea Risjad dan Amot Syamsuri Muda dalam pagelaran busananya di Plaza Indonesia Men Fashion Week 2014.
Andrea dan Amot mengatakan, mereka terinspirasi dengan ninja ketika menciptakan busana ini. "Ini ide gabungan kami berdua, semua kami kerjakan berdua, saling melengkapi. Meet someone that understands you. It is just a blessing," urai Amot.
Adalah Andrea, cikal bakal ISIS di tahun 2010. Namun kala itu, nama labelnya belum sebesar sekarang. Tak lama, Amot pun bergabung dalam timnya.
"Saya itu nggak bisa gambar. Amot yang jago. Jadi apa pun yang saya mau, Amot sudah tahu. Apa yang ada di kepala saya, dia pun tahu. Jadi basically, ide kami itu sama," jelas Andrea.
Perlahan tapi pasti, label mereka pun meroket. Mereka laris diminta menjadi desainer yang unjuk gigi dalam berbagai pentas fashion ternama di Jakarta.
Koleksi-koleksi mereka pun banyak diminati oleh laki-laki dan perempuan muda, baik dari kalangan menengah, artis sampai sosialita. Dalam fashion shownya yang lalu, ISIS bahkan menggandeng beberapa artis ibukota yaitu, Chicco Jericko, Mario Ginanjar (Kahitna), dan Dira Sugandi sebagai modelnya.
Busana-busana mereka pun dijual di beberapa store yaitu, Galeries Lafayette, Fashion First, Parkson Dept. Store (Medan), dan juga secara online.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.