Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Bingung soal Status FPI di Kemendagri

Kompas.com - 08/10/2014, 16:00 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku bingung atas penjelasan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang menyebutkan tidak bisa membubarkan Front Pembela Islam (FPI). Sebab, FPI terdaftar secara resmi di Ditjen Kesatuan Bangsa Politik (Kesbangpol) Kemendagri.

Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, saat Presiden SBY berencana membubarkan FPI beberapa waktu lalu, Kemendagri mengatakan bahwa FPI tidak terdaftar di Ditjen Kemendagri sebagai organisasi masyarakat (ormas) Islam.

"Tanya sama Mendagri, deh. Dulu saya ingat pas Pak SBY suruh bubarin FPI, tapi enggak bisa dibubarkan. Alasannya tidak terdaftar. Pas ribut-ribut sama saya, tiba-tiba bilang terdaftar, enggak mengerti saya," kata Basuki bingung, di Balaikota, Rabu (8/10/2014).

Pria yang akrab disapa Ahok itu menegaskan, seharusnya pemerintah bertindak tegas atas semua ormas berperilaku anarkistis. Kemendagri, lanjut dia, seharusnya dapat membekukan izin FPI jika mereka telah terbukti bertindak anarkistis. Hanya saja, lanjut dia, yang dapat membekukan FPI adalah Presiden dan Kemendagri.

"Kalau secara pribadi, saya sudah bilang, FPI tidak suka Ahok dan Ahok juga tidak suka FPI, sudah jelas, toh. Sekarang tunggu polisi saja menelusuri siapa yang menunggangi aksi (FPI)," kata Basuki.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan, ada beberapa langkah untuk membubarkan sebuah ormas, yakni harus melalui tiga kali teguran dan dilanjutkan ke Mahkamah Agung (MA). Pada 1 Juni 2008 lalu, FPI mendapat teguran karena melakukan penyerangan kepada massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di Monas.

Kemudian, pada medio 2011 lalu, massa FPI menyerang jemaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Jawa Barat. Peristiwa itu menewaskan tiga warga Ahmadiyah.

Pada Juli 2013 lalu, SBY menyebut FPI sebagai pelaku kekerasan yang terjadi di Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah. Dalam bentrokan warga dan FPI, seorang warga tewas tertabrak mobil rombongan ormas yang dipimpin oleh Habib Rizieq Shihab itu.

"Hukum harus ditegakkan, dicegah konflik atau benturan horizontal dan dicegah elemen dari mana pun juga, termasuk FPI yang melakukan tindakan kekerasan, apalagi perusakan," kata SBY saat itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com