Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Penerima Bantuan Dana dari Jokowi yang Pulang dengan Tangan Kosong

Kompas.com - 18/11/2014, 13:43 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dinaikkan, konsekuensi pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat miskin adalah pemberian bantuan dana melalui kantor pos.

Di Jakarta, ada sekitar 180 kantor pos yang ditugaskan untuk memberikan bantuan melalui simpanan giro pos. Namun, ternyata banyak masyarakat yang belum mengerti tata cara mendapatkan bantuan tersebut.

Alhasil, bukannya mendapatkan bantuan, mereka malah pulang dengan tangan kosong. Salah satunya adalah Martinah (42). Warga Pasar Baru, Sawah Besar, ini gagal mendapatkan bantuan simpanan karena seharusnya diambil oleh suaminya.

"Suami saya kan kerjanya di luar kota, baru pulang dua pekan sekali," kata wanita itu. Meskipun telah memohon kepada petugas satpam kantor pos, Martinah tetap tidak diizinkan mengantre di loket untuk mendapatkan bantuan.

"Nanti saja ya, Bu. Pas suaminya pulang, disuruh ke sini," ujar seorang satpam. Satpam itu juga menjelaskan, bantuan tetap bisa diambil hingga tanggal 12 Desember 2014. Saldo simpanan untuk dua bulan (November dan Desember) sebesar Rp 400.000 itu tidak akan hilang.

Dengan wajah kecewa, Martinah terpaksa meninggalkan kantor pos. Selain Martinah, ada juga Aca (52) yang tidak dapat mencairkan dana bantuan pada siang itu.

"Padahal saya sudah bawa persyaratan lengkap lho, KTP (kartu tanda penduduk), KK (kartu keluarga), dan KPS (Kartu Perlindungan Sosial), seperti yang dibilang. Masa enggak bisa juga sih mengambil? Ya memang seharusnya bapaknya (suami) sih yang ngambil," ucap dia.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan kenaikan harga BBM premium (bersubsidi) dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500, dan solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500, mulai Selasa (18/11/2014). Sebagai konsekuensinya, pemerintah akan mulai membagikan bantuan berupa Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) dalam bentuk giro pos.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com