Di Jakarta, ada sekitar 180 kantor pos yang ditugaskan untuk memberikan bantuan melalui simpanan giro pos. Namun, ternyata banyak masyarakat yang belum mengerti tata cara mendapatkan bantuan tersebut.
Alhasil, bukannya mendapatkan bantuan, mereka malah pulang dengan tangan kosong. Salah satunya adalah Martinah (42). Warga Pasar Baru, Sawah Besar, ini gagal mendapatkan bantuan simpanan karena seharusnya diambil oleh suaminya.
"Suami saya kan kerjanya di luar kota, baru pulang dua pekan sekali," kata wanita itu. Meskipun telah memohon kepada petugas satpam kantor pos, Martinah tetap tidak diizinkan mengantre di loket untuk mendapatkan bantuan.
"Nanti saja ya, Bu. Pas suaminya pulang, disuruh ke sini," ujar seorang satpam. Satpam itu juga menjelaskan, bantuan tetap bisa diambil hingga tanggal 12 Desember 2014. Saldo simpanan untuk dua bulan (November dan Desember) sebesar Rp 400.000 itu tidak akan hilang.
Dengan wajah kecewa, Martinah terpaksa meninggalkan kantor pos. Selain Martinah, ada juga Aca (52) yang tidak dapat mencairkan dana bantuan pada siang itu.
"Padahal saya sudah bawa persyaratan lengkap lho, KTP (kartu tanda penduduk), KK (kartu keluarga), dan KPS (Kartu Perlindungan Sosial), seperti yang dibilang. Masa enggak bisa juga sih mengambil? Ya memang seharusnya bapaknya (suami) sih yang ngambil," ucap dia.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan kenaikan harga BBM premium (bersubsidi) dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500, dan solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500, mulai Selasa (18/11/2014). Sebagai konsekuensinya, pemerintah akan mulai membagikan bantuan berupa Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) dalam bentuk giro pos.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.