Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/02/2015, 20:24 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Hingga saat ini, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta tahun 2015 belum cair karena masih berada di Kementerian Dalam Negeri. Kementerian menerima dua versi APBD yang masing-masing diajukan eksekutif dan legislatif.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Rabu (11/2/2015), mengatakan, APBD seharusnya sudah tidak bisa diubah lagi karena menggunakan sistem e-budgeting.

”Saya memaksa untuk menggunakan e-budgeting supaya tidak bisa lagi si A atau si B mengubah anggaran. Ingat enggak tahun 2012 saya memotong-motong mata anggaran, tetapi tiba-tiba yang masuk ke Kemendagri bukan yang saya potong-potong itu?” katanya.

Menurut dia, APBD versi DPRD di luar e-budgeting yang sudah disepakati bersama. Basuki menunjukkan adanya paraf pimpinan dewan yang bagi dia adalah bukti APBD itu bukan berasal dari salinan e-budgeting.

”Kalau kita masih memakai cara lama, kita akan tertipu lagi. Saya katakan, anggaran tahun 2013 dan 2014, saya ditipu. Sekarang, anggaran yang kami ajukan dianggap tidak sah karena tidak ada tanda tangan dari pimpinan dewan. Yang ini malah ada paraf mereka (dewan) semua,” ujar Basuki.

Nilai total APBD yang diajukan eksekutif dan legislatif sama, yaitu Rp 73,08 triliun. Namun, rincian alokasi anggaran di dalamnya berbeda.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Muhamad Taufik mengatakan, APBD yang diserahkan oleh eksekutif bukan APBD yang dibahas bersama dengan legislatif.

”Itu bukan (APBD) yang dibahas bersama dengan DPRD. Kami beritahu ke Kemendagri bahwa itu ilegal. Sudah betul APBD itu dikembalikan Kemendagri karena hak budget ada pada kami,” ujarnya.

Menurut Taufik, pihaknya mengirimkan APBD versi legislatif kepada Kemendagri supaya ada perbandingan. Dia menilai eksekutif manipulatif dengan mengirimkan APBD yang disusun sendiri oleh eksekutif.

”Seharusnya, alurnya eksekutif mengirimkan rancangan kepada legislatif, lalu membahas dan mengubahnya sesuai kesepakatan. Jadi, bukan dikirim ke Kemendagri dengan tambahan baru,” kata Taufik.

Dengan belum disahkannya APBD DKI Jakarta tahun 2015 oleh Kemendagri, sejumlah program pembangunan yang dianggarkan di dalamnya bakal terhambat. (FRO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Megapolitan
Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Megapolitan
Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Megapolitan
Nasib Malang Calon Pengantin di Bogor, Kena Tipu WO Hingga Puluhan Juta

Nasib Malang Calon Pengantin di Bogor, Kena Tipu WO Hingga Puluhan Juta

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Megapolitan
Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

Megapolitan
Pemerintah Diminta Evaluasi dan Coret Pengembang Rumah Subsidi yang Bermasalah

Pemerintah Diminta Evaluasi dan Coret Pengembang Rumah Subsidi yang Bermasalah

Megapolitan
Kepiluan Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekorasi dan Katering Tak Ada pada Hari Pernikahan

Kepiluan Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekorasi dan Katering Tak Ada pada Hari Pernikahan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 26 Juni 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 26 Juni 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute KA Jayakarta dan Tarifnya 2024

Rute KA Jayakarta dan Tarifnya 2024

Megapolitan
PKB Harap Kadernya Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, tapi Tak Paksakan Kehendak

PKB Harap Kadernya Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, tapi Tak Paksakan Kehendak

Megapolitan
Cegah Judi Online, Kapolda Metro Jaya Razia Ponsel Anggota

Cegah Judi Online, Kapolda Metro Jaya Razia Ponsel Anggota

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com