Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Ingin Integrasikan Go-Jek dan Transjakarta

Kompas.com - 18/02/2015, 08:11 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ingin ojek-ojek yang tergabung dalam Go-Jek terintegrasi dengan Transjakarta. Menurut Ahok, ojek sangat dibutuhkan mengingat mobilitas warga Jakarta yang tinggi.

Ahok menilai, aplikasi Go-Jek yang dapat diunduh di gadget dapat membantu warga mendapatkan pelayanan transportasi dengan cepat dan tepat waktu.

"Makanya kami mesti kombinasi supaya perjalanan dari rumah ke halte Transjakarta dan dari halte ke kantor bisa terhubung, kan masih ada jalur yang tidak terhubung. Kami ingin pengguna Transjakarta yang pakai smartphone, bisa tahu busnya berhetni di mana dan langsung pesan ojek," kata Basuki, di Balai Kota, Selasa (17/2/2015). 

Basuki mengaku, telah mempersiapkan pola integrasi tersebut dan akan segera mematangkan konsep tersebut. Setelah terintegrasi dengan transjakarta, kata dia, nantinya ojek-ojek yang tergabung dalam Go-Jek bisa berhenti di dekat halte Transjakarta.

Basuki juga menyampaikan apresiasinya atas inovasi Go-Jek. Menurut dia, usaha Go-Jek bisa meningkatkan penghasilan tukang ojek. Tidak hanya mengantarkan penumpang, ojek yang berada di bawah payung Go-Jek juga memberikan layanan kurir, jasa antar barang, mau pun jasa membeli makanan dan barang lainnya. 

"Makanya kami mau hubungkan (Go-Jek) dengan Transjakarta, termasuk bus tingkat. Jadi, ketika orang turun dari bus bisa lihat tukang ojeknya sampai mana, sehingga nanti orang Jakarta mungkin bisa tahu kalau mau ke mana-mana yang cepat lewat mana, habis dari naik bus bisa naik ojek, atau apa," kata Basuki. 

Sementara itu CEO PT Go-Jek Indonesia Nadiem Makarim menjelaskan, sejak aplikasi ini diluncurkan satu bulan lalu, sudah diunduh sebanyak 50.000 kali. Ojek-ojek yang tergabung sudah mencapai hampir 2.000 di wilayah Jabodetabek. Menurut dia, melalui Go-Jek, para tukang ojek tidak perlu berhenti di sembarang jalan atau mangkal di sebuah tempat. Sebab, lanjut dia, tukang ojek bisa tetap mengerjakan pekerjaan lain di rumah dan baru bergerak jika ada pesanan ojek yang berada di dekat lingkungan mereka.

Selain itu, para tukang ojek juga bisa menerima order dengan waktu dan tempat yang lebih fleksibel. Pembayarannya pun dilakukan secara non-tunai yakni dengan menggunakan Go-Jek kredit.

"Para tukang ojek tidak kami gaji, tetapi mereka yang ambil hasil dari pelanggan. Kami hanya ambil transaction fee yang kecil, ini benar-benar bisnis sosial," kata Nadiem. 

Ada pun tukang ojek juga tidak menetapkan tarif sendiri. Tarif Go-Jek sudah ditentukan, yakni Rp 4.000 per kilometer dengan jumlah minimal pembayaran adalah sebesar Rp 25.000. Para tukang ojek yang tergabung di Go-Jek merupakan tukang ojek yang biasa mangkal di jalan dan bukan melalui proses rekruitmen. Oleh karena itu, Nadiem yakin Go-Jek tidak akan ditentang tukang ojek lainnya.

Sebagai feedback, Nadiem mengatakan, penumpang Go-Jek diwajibkan mengisi rating tingkat kepuasan setelah menggunakan jasanya.

"Jadi setiap orang harus memberikan rating 1-5 bintang. Nanti laporkan kalau ada tukang ojek yang ugal-ugalan, bawa motornya ngebut, melanggar rambu lalu lintas, laporkan melalui rating tersebut. Nanti kami evaluasi tukang ojek berdasarkan penilaian pelanggan dan langsung kami pecat tukang ojek yang tidak memuaskan warga," kata Nadiem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com