JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengunjungi Pintu Air Karet, di Jalan Tenaga Listrik, Pejompongan, Jakarta Pusat, Sabtu (21/3/2015) sore. Dalam kunjungannya, Basuki blusukan di area sekitar Pintu Air Karet sekaligus menyapa warga.
Kunjungan Basuki ini bukan tanpa alasan. Sebab, Basuki sudah lebih dulu menemukan kalau CCTV yang seharusnya mengarah ke arah pintu air justru salah sasaran. CCTV justru menyorot ke arah genting belakang pos pintu air.
"Saya heran, mau lihat pintu air sini malah salah lihat CCTV nya itu mengarah ke seng (genting)," kata Basuki di sela blusukannya, Sabtu sore.
Basuki lalu mengeluarkan ponselnya dan menunjukan streaming tayangan CCTV tersebut. Hasilnya memang tayangan CCTV justru menyoroti atap rumah warga. Ia sempat menanyakan ke petugas staf Pintu Air Karet, Gery.
Gery mengaku bahwa itu adalah kewenangan teknisi. Menurut Basuki, hal ini akan disampaikan kepada Dinas PU Tata Air untuk memperbaiki arah CCTV tersebut. Selain heran dengan masalah CCTV tersebut, pria yang akrab disapa Ahok juga tak habis pikir mengapa saat hujan lebat Jumat (20/3/2015) kemarin, hanya pintu air karet yang statusnya meningkat jadi siaga I.
Ahok mengatakan, hal ini menyebabkan permukaan air di wilayah Krukut, Semanggi, dan Kuningan meningkat. Padahal, Bendung Katulampa kondisi statusnya normal siaga IV.
Menurut pengakuan petugas di Pintu Air Karet, mereka tidak menutup air. Bahkan dua tahun daun pintu air tidak lagi ditutup. Ahok menilai ada yang tak beres. Selain itu, posisi air di Istiqlal, Gunung Sahari, Waduk Pluit juga sedang rendah.
"Kenapa aliran air dari Manggarai itu tidak ditutup atau dialirkan ke Istiqlal, ke Waduk Pluit, kenapa dibebankan langsung ke BKB (Banjir Kanal Barat)," tanya Ahok.
Padahal, kondisi tanggul BKB sudah tua. Ahok tak ingin kasus kejadian jebolnya tanggul Latuharhary saat dia masih mendampingi Jokowi sebagai Gubernur DKI jebol lagi.
"Jadi BKB ini enggak boleh dilintasi air terlalu tinggi, saya heran sama kepala dinasnya. BKB begitu tua anda lepasin air begitu banyak ke sini (pintu air karet)," ujar Ahok.
Pembagian air
Ahok berharap, pembagian air di setiap pintu air dapat merata. Jika yang satu sudah banyak menampung air, maka harus dialirkan ke yang lain. Bahkan, Ahok rela kalau air yang bermuara ke utara Jakarta itu dilepas walaupun tempat tinggalnya kebanjiran. Asal, tanggul di BKB tidak jebol karena dikirimi air akibat pembagian yang tidak rata.
"Kan begitu Waduk Pluit sudah beres kirim saja kesini, yang tenggelam saya, samping rumah saya enggak apa-apa. Tapi jangan dibebanin ke BKB, ini bahaya sekali. Ini sudah terlalu tua, kalau melintas air tinggi pasti jebol," ujar Ahok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.