Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertanyakan Slogan Jakarta Baru, Sejumlah Mahasiswi Gelar Aksi Tolak Ahok

Kompas.com - 22/03/2015, 11:15 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Belasan mahasiswi menggelar aksi menolak kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di tengah acara Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (22/3/2015) pagi. Mereka kecewa karena Basuki tak kunjung menepati janjinya untuk membuat Jakarta menjadi lebih baik.

Dalam aksinya, para perempuan muda itu membagikan bunga mawar dan stiker kepada warga. Mereka juga mengajak warga yang sedang berolahraga untuk ikut menandatangani spanduk panjang sekitar 5 meter serta menuliskan kalimat penolakan kepemimpinan Basuki.

Para mahasisiwi yang mengenakan kaus bertuliskan "Save Ahok Jakarta" mengkritik etika komunikasi Basuki sebagai Gubernur DKI. Mereka juga meminta Basuki segera menuntaskan janjinya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Aku ikut gerakan ini karena melihat kenyataan dan perkembangan Jakarta seperti apa. Janjinya Ahok (Basuki) saat kampanye yang terealisasi itu belum ada," kata Fitri, salah satu mahasiswi yang terlibat dalam aksi tersebut.

Fitri mengambil contoh normalisasi Waduk Pluit, Jakarta Utara, yang sampai kini belum selesai. Ia juga kecewa terhadap pembatalan proyek monorel batal dan banjir yang terus terjadi di Ibu Kota. "Jadi tidak ada perkembangan," kata mahasiswi semester VI Fakultas Hukum di salah satu perguruan tinggi Jakarta itu.

Fitri juga mempertanyakan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI 2015 yang hingga saat ini tidak kunjung cair dan menyebabkan pembangunan Ibu Kota mandek. Menurut dia, permasalahan ini disebabkan perseteruan antara Basuki dan DPRD DKI yang tak kunjung usai dan berdampak pada warga Jakarta.

"Kemarin yang dibilang sama Ahok tentang anggaran siluman Rp 12,1 triliun. Lami juga enggak tahu anggaran yang dikatakan itu ada atau fiktif. Mana nih Jakarta yang diusung Ahok sebagai Jakarta Baru? Dengan melihat situasi ke depan, kami harus save Jakarta dan menolak Ahok," kata Fitri.

Adapun aksi pengumpulan tandatangan penolakan Basuki ini datang dari Komunitas Sepeda Onthel, Komunitas Tanjidor, Komunitas Pengamen Kampung Melayu, Pemuda Cinta Kali Ciliwung, dan Mahasiswa yang datang dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Yayasan Administrasi Indonesia (YAI), Universitas Al Azhar, Atmajaya, Yarsi, dan lain-lain. Beberapa tandatangan melontarkan kalimat bernada rasial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Stasiun di Jakarta yang Layani Pembatalan Tiket Kereta Api

Daftar Stasiun di Jakarta yang Layani Pembatalan Tiket Kereta Api

Megapolitan
Kasus Ibu di Tangsel Lecehkan Anaknya, Keluarga Suami Mengaku Dapat Ancaman

Kasus Ibu di Tangsel Lecehkan Anaknya, Keluarga Suami Mengaku Dapat Ancaman

Megapolitan
Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Megapolitan
Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Megapolitan
Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Megapolitan
Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Megapolitan
Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Megapolitan
Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Megapolitan
Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Megapolitan
Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Megapolitan
Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Megapolitan
Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Megapolitan
Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Megapolitan
Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com